Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Thursday, June 18, 2015

Setelah Pertemuan itu...

Kisah ini merupakan lanjutan dari postingan dengan judul, Sepotong Kisah Cinta.

Setelah sepakat untuk bertemu, sepasang muda mudi yang dilanda asmara itu pun saling bertemu. Sang wanita menemui lelaki yang saat ini telah amat dicintainya. Sang lelaki juga merasakan hal yang sama, melihat wanita hadir di depannya, mereupakan hal teramat istimewa. Karena telah lama ingin segera bertemu, sepasang muda mudi itu pun seakan merayakan cinta bersama. 

Pertemuan itu menambah rasa cinta dalam diri sang wanita. Mengapa waktu begitu cepatnya berlalu? Momen langka untuk bertemu menjadi pelabuhan rindu yang sangat dinantikan. Cintanya terhadap sang lelaki tak bisa dikalahkan oleh apa pun. Sang wanita yakin, laki-laki itu akan menjadi pilihan hidupnya. Sang lelaki juga sangat mencintainya, oleh karena itu tak jarang sangat perhatian padanya.

Pertemuan itu merupakan momen saling mengenal lebih dekat antar keduanya. Inilah 'pacaran' yang mereka katakan sebagai masa penjajakan. Mereka yakin, saat pertemuan itu tak ada hal yang tak wajar dilakukan. Sang wanita percaya, lelakinya tak akan berbuat semena-mena terhadapnya. Jabat tangan atau sekedar bergandengan telah dilakukan, masa iya pacaran nggak gandengan? Katanya sih, gitu.

feelgrafix.com
Setelah pertemuan itu, mereka lebih sering lagi komunikasi lewat media sosial. Hati pun lebih terkotori, seakan dunia ingin runtuh, jika tak ada satu pun Whatsapp dari sang lelaki. Itulah cinta, bagaikan sayur tanpa garam rasanya jikalau lelakinya tak menghubunginya. Bahkan sang lelaki terkadang seakan membuat teka teki cinta agar sang wanita lebih dulu yang menghubunginya.

Beberapa bulan telah berlalu, pacaran mereka tak selamanya berjalan mulus. Pertengkaran pun kerap terjadi diantara keduanya. Maklum, pacaran yang dibumbui pertengkaran biasanya lebih romantis, katanya. Tapi, ingat duhai kawan, pacaran saja sudah memiliki rasa yang sudah tak pantas, apalagi sudah pacaran lalu ingin keromantisan tanpa adanya pernikahan. Macam-macam saja dunia ini.

Lanjut ke pertengkaran, sang laki-laki ternyata telah melontarkan perkataan kasar kepada sang wanita. Tak tahu apa duduk permasalahannya, sang wanita dirundung kerinduan yang teramat dalam. Tak habis pikir terhadap hati sang wanita, dia sudah diperlakukan dengan kata-kata yang kasar dari mulut sang lelakinya. Namun, mengapa rindu pun masih menggerogoti hati sang wanita? Bahkan sang lelaki menuntut perubahan dari sang wanita, terutama penampilannya.

Hal-hal sederhana telah dilakukan untuk mengambil kembali hati sang lelaki yang mulai sirna. Perubahan-perubahan kecil sudah dijalani, hingga akhirnya meluluhkan hati sang lelaki. Sang wanita yang benar-benar rindu dengan sang lelaki, tentu saja ingin mengakhiri pertengkaran itu. Hubungan mereka pun kembali harmonis seperti sedia kala. Hari ke hari, kali ini sang lelaki berjanji akan mempertahankan cintanya agar tak dirundung pertengkaran seperti yang lalu.

Dari kejadian yang saya ceritakan, bagaimana pendapatnya? 

Saya pribadi sebagai wanita, masih nggak habis pikir sama jalan pikiran sang wanita di cerita itu. Lah kok, masih mau pacaran sama laki-laki yang belum tentu akan jodohnya itu tapi sudah tega berkata kasar kepada dirinya. Itu sudah terlihat sebelum menjadi imam dalam satu ikatan pernikahan saja melakukan hal seperti itu. Lalu bagaimana nanti setelah menikah? Patutkah menjadi imam rumah tangga dengan kata-kata kasarnya?

Lalu tuntutan dari sang lelaki yang tak tahu akhirnya berujung apa. Ini masih tahap berpacaran, tuntutan agar wanita berubah bertujuan untuk apa? Hanya untuk kepuasan sang lelaki semata? Betapa bodohnya, sang wanita. Pikirkanlah, apakah laki-laki itu pantas nantinya menjadi pendamping hidup? Menuntut perubahan terutama dalam penampilan, ingin 'menikmati' saat masa penjajakan? Astaghfirulloh, coba pikirkan wahai kawan. 

Saat-saat pacaran, banyak tipu daya syaitan yang bisa-bisa kita patuhi. Awalnya hanya bergandengan tangan, tapi setelahnya kita tak pernah tahu apa yang akan syaitan bisikan. Lalu apakah kita yakin, lelaki itu akan berjodoh nantinya untuk kita? Apakah kita percaya, orang asing itu akan baik-baik saja? Tidak akan ada yang menjamin. Maka, pacaran itu bukan solusi untuk melakukan penjajakan atau pun perkenalan sebelum adanya pernikahan.

"Tidak semua pacaran berujung zina, namun setiap zina diawali dengan pacaran." Ust. Felix Siauw dalam bukunya Udah, Putusin Aja!
See?
Masih mau pacaran? Buang-buang waktu kenal sama laki-laki yang belum tentu berakhir di pelaminan. Kan sayang waktunya, misalnya sudah pacaran hampir 10 tahun, lho, coba kalau udah nikah, udah punya anak 3 kali, ya. Halal, lebih terjaga, punya banyak rejeki terutama jika telah memiliki anak, dan banyak berkah lainnya. Tapi ini 10 tahun pacaran, waktunya jadi terbuang sia-sia. Kalau berakhir nikah, kalau putus? Sakitnya... pasti cewek juga yang hatinya tercabik-cabik. Inget tuh, cewek!!!

eshaple.wordpress.com

Masih mau mempertahankan model laki-laki yang suka ngomong kasar trus nuntut ini itu, bahkan hanya sebatas pacaran? Itu sih, buang aja. Eh, putusin maksudnya. Nggak ada gunanya berpacaran saat ini apalagi kalau dia ujung-ujungnya cuma mainin hati sang wanita. Lagi, lagi, dan lagi, wanita!!! Laki-laki yang serius itu, yang gentle datang ke rumah untuk ngelamar dan berakhir nikah. Bukan yang ngajak kenalan lewat pacaran. 

So, sekarang pilihan ada di dalam dirimu, kawan. Masih mau pacaran jaman jahiliyah atau mau 'pacaran' halal dan kekinian setelah nikah? 

"Yang terjadi ketika pacaran bukan pembicaraan masa depan, tapi kenikmatan masa kini. Pacaran bukan perencanaan masa depan, tapi bagaimana bersenang-senang sekarang." Ust. Felix Siauw dalam buku Udah, Putusin Aja!
 Nantikan kelanjutkan based on true stories about love di blog saya ya. Insya Allah.

#NulisRandom2015
#Day17

No comments:

Post a Comment