Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Tuesday, March 17, 2015

Buku Ketiga, Facebook, Jembatan Impianku



Suka main Facebook?
Update status, upload foto, menjalin silaturahmi dengan kerabat dan kawan, berdagang (online shop), bahkan sempat dalam keadaan 'memanas' saat dan setelah pemilihan Presiden yang lalu. Namun walaupun demikian, Facebook yang sudah merajalela di seluruh dunia, bisa berdampak positif bagi penggunanya. Jika penggunanya mampu memanfaatkan jejaring sosial ini dengan hal yang baik dan positif.

Saya pribadi, Facebook menjadi jembatan impian yang sedikit demi sedikit tercapai. Banyak grup-grup kepenulisan di Facebook yang saya ikuti dan mereka semua membantu saya untuk mewujudkan mimpi saya. Ya, menulis dan karya pun dapat diterbitkan menjadi sebuah buku hingga mampu dibaca oleh banyak orang.

Tak hanya saya, banyak saya rasa yang mewujudkan impiannya melalui Facebook. Dan itu bisa teman-teman baca di buku kumpulan cerita inspiratif "Facebook, Jembatan Impianku".
Buku ini insya Allah bermanfaat dan tentunya menginspirasi karena Facebook tidak hanya berdampak negatif namun juga positif bagi penggunanya.


Alhamdulillah, saya turut kembali menjadi salah satu kontributor di dalam buku manis ini. Saya tak berhenti bersyukur karena di bulan ini saya 'banjir' buku terbit. Bukan bermaksud menyombongkan diri, saya hanya berbagi pengalaman dan mungkin dapat memotivasi teman-teman untuk tetap berkarya. Walaupun masih terbit dengan penulis lain, saya tetap senang bisa menghasilkan kembali karya yang dibukukan. "Satu Jam Saja", kisah saya menjelajah Facebook yang menjembatani dalam mewujudkan impian saya. Selain info terkait menulis, hal mengenai traveling serta au pair juga saya dapatkan melalui Facebook. Facebook, banyak membantu saya mewujudkan impian kecil yang akhirnya berbuah besar. 

Jika teman-teman ingin memiliki buku ini serta menyelami kisah-kisah inspiratif dari pengguna Facebook yang telah menemukan jawaban dari impiannya, yuk, langsung order. Harga jauh lebih murah saat pre order lho.

DIBUKA PRE ORDER
BUKU FACEBOOK, JEMBATAN IMPIANKU
Hingga 01 April 2015
(Kumpulan Cerpen Inspiratif)
Penulis : Maftuhatus Sa'diyah & Sahabat Ar-Rahman
Editor : Siti Khumairah
Layouter : Siti Khumairah
Design Cover : Maftuhatus Sa'diyah
Harga Buku : Rp 43.000,00 (belum termasuk ongkos kirim)

PENERBIT AR-RAHMAN
Jl. Kantor No. 3
Gedog Wetan, kec. Turen
Kab. Malang
085250354326

CARA PEMESANAN BUKU :
KETIK Nama Lengkap-Alamat Lengkap-Judul Buku-Jumlah Buku yang dipesan KIRIM KE INBOX FB Siti Khumairah M. Nur.
Atau sebelumnya bisa inbox saya (Desy Alfiana) sebagai salah satu kontributor di buku tersebut.

Terima kasih. 

Gmunden, 17 Maret 2015

Monday, March 16, 2015

B a h a g i a itu S e d e r h a n a


"Do one thing every day that makes you happy." -- unknown

Definisi bahagia menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Ya, saat di mana hati merasa gembira tanpa beban di dalamnya.

Lalu benarkah bahagia itu sederhana?

Menurut saya pribadi, sederhana sekali jika kita ingin merasa bahagia bahkan bisa didapatkan setiap harinya. Masa? Tentu bisa sekali. Bagaimana caranya?
Intinya harus menjadi pribadi yang bersyukur. Bisa menerima apa pun yang terjadi serta merasa puas apa pun yang dihasilkan. 

Saya pernah membaca suatu kisah di mana seorang tukang becak merasa sangat bahagia dengan profesinya tersebut. Setiap hari dia harus mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Hasil jerih payah sebagai tukang becak tidaklah banyak namun baginya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Rasa berkecukupan yang ada dalam hatinya ternyata membuat dirinya sangat bahagia. Tidak mengeluh dengan keadaan namun tetap berusaha mencari rezeki dengan cara yang halal. Bahkan dari hasil mengayuh becaknya, tukang becak tersebut selalu berusaha untuk bersedekah. Dia membuat program setiap hari Jumat akan memberi tumpangan gratis kepada penumpangnya. Sampai pada suatu hari tentunya di hari Jumat, ada seorang lelaki pekerja yang menumpang di becaknya. Saat ingin membayar, sang tukang becak tidak menerima ongkos dari penumpangnya. Lelaki pekerja kantoran tampak bingung, lalu bertanya mengapa tukang becak ini tidak ingin dibayar olehnya. Tukang becak menjawab bahwa dirinya ikhlas karena sudah menjadi hal rutin setiap Jumat tidak mengambil ongkos dari para penumpangnya alias berniat sedekah. Masya Allah mulia sekali hati sang tukang becak. 

Lelaki pekerja juga bertanya apakah istri serta anak-anak di rumah rela bahwa tiap Jumat tidak membawa pulang nafkah. Tukang becak menjawab dengan yakin bahwa istri dan anak-anaknya sudah turut ikhlas. Jumat pekan selanjutnya lelaki pekerja kembali menjadi penumpang tukang becak ini. Lagi-lagi tidak mau dibayar. Lelaki pekerja sangat terinspirasi dari tukang becak ini karena sangat ikhlas terhadap penumpangnya dengan niat sedekah setiap Jumat. Lalu lelaki ini memberikan tabungan haji kepada tukang becak beserta istri dan anak-anaknya. Sebagai rasa terima kasih karena telah mengingatkan akan pentingnya bersedekah. Dan lelaki pekerja ini belajar dari seorang tukang becak karena keikhlasannya bersedekah. Masya Allah.

Tukang becak dengan segala kesederhanaannya dan merasa cukup dengan apa yang diterimanya bahkan masih bisa bersedekah. Namun bagi tukang becak itu adalah hal yang membuat diri serta keluarganya bahagia. Dengan ide tersebut (bersedekah tiap Jumat dengan memberikan tumpangan gratis) menurutnya adalah kebahagiaan dan itu sangat sederhana. Hasil ketulusan hati untuk bersedekah dibalas langsung oleh Allah dan dipersilakan oleh Allah untuk mengunjungi rumahnya (dengan beribadah haji) lewat orang lain. Sungguh, balasan Allah terhadap orang-orang yang ikhlas serta sabar.

Hal lain yang menurut saya bahagia dan itu sederhana. Berkumpul dengan orang-orang tercinta di rumah dengan agenda yang bermanfaat untuk menambah rasa kasih sayang di antara keluarga juga menjadi salah satu kebahagiaan. Mungkin banyak yang salah seorang anggota keluarganya sibuk dan jarang berkumpul. Tapi jika semua berkumpul, bercerita bersama, maka semuanya akan terasa indah dan bahagia. Teringat dengan kisah saya sendiri. Saya sangat terharu dan bahagia ketika salah satu adik asuh saya yang biasanya nakal dan susah diatur, tiba-tiba dia memberikan saya kue berbentuk hati dan bertuliskan danke (terima kasih). Hati saya langsung tersentuh bahkan ingin menitikkan air mata karena terharu atas apa yang dia perbuat. Saya merasa bahagia, sangat bahagia dengan apa yang saya alami walaupun hal tersebut sangat sederhana, tapi menurut saya itu bermakna sekali. 

Dari hal-hal yang kecil dan sederhana bisa memberikan dampak yang besar. Dalam hal positif tentunya dan hasilnya memiliki makna yang luar biasa. Jika rasa cukup serta puas yang ada, saya yakin kita semua akan merasa bahagia. Bersyukur apa yang dimiliki saat ini merupakan kunci utama. Jika nafsu tak terkendalikan, ingin ini, ingin itu dan banyak lainnya, lalu apa yang ingin dicari selanjutnya? Manusia (termasuk saya pribadi) memang kurang puas terhadap apa pun, ingin lebih dari yang saat ini dimiliki. Namun alangkah lebih baiknya merasa berkecukupan atas apa yang Allah berikan. Insya Allah bahagia pun diraih tanpa harus selalu memuaskan nafsu di hati. Karena bahagia itu pun hanya kita sendiri yang bisa menilai. Bahagia dengan cara yang berbelit-belit atau bahagia dengan cara sederhana. 

#selfreminder

Gmunden, 16 Maret 2015

Sunday, March 15, 2015

Seuntai Rindu Untukmu, Mama




Tiba-tiba setelah berskype ria bersama mama, terbesit di pikiran untuk menuliskannya walau hanya beberapa bait. Semoga dengan terucapnya kata-kata melalui tulisan ini dapat mengobati kerinduan di hati.


Saat jarak memisahkan, beribu-ribu kilometer jauhnya hingga menelusuri berbagai benua.
Dirimu yang berada di lintasan khatulistiwa sedangkan diriku di benua biru Eropa.
Waktu yang berbeda, namun hati kita tetap menyatu.
Hanya melalui kecanggihan teknologi diri ini bisa berbincang denganmu.
Bahkan dengan senangnya bisa melihat raut wajahmu.

Walau tak mampu kubersimpuh serta memelukmu,
Doa selalu kupanjatkan untukmu
Berharap bahwa dirimu sehat selalu
Kukirim seuntai rindu untukmu,
Dari diriku yang teramat mencintaimu.

Gmunden, 15 Maret 2015


Saturday, March 14, 2015

Buku Kedua, Kisah Awal Menulis


"Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." --Pramoedya Ananta Toer

Jika dicerna lebih dalam lagi dari quote di atas, memang benar adanya. Seperti gajah yang mati meninggalkan gading, begitulah peribahasa yang tepat. Lalu bagaimana dengan manusia? Manusia meninggalkan nama. Namun, nama seperti apa yang akan dikenang oleh orang lain tentang diri kita? Maukah nama dari diri kita dikecam buruk oleh orang lain yang akan selalu terkenang? Tentunya pasti hanya nama baik yang ingin dikenang. Nama baik pun yang seperti apa?

Selain nama baik yang terkenang, terbesitkah di pikiran, bahwa sebuah kata-kata yang dituturkan dalam untaian tulisan akan membuat kita menjadi lebih abadi? Siapa yang tak senang jika untaian tulisan kita dibaca oleh banyak orang? Bahkan bermanfaat untuk orang lain? Masya Allah, saya rasa tentu dari tulisan yang dibuat oleh seorang penulis jika dibaca serta bermanfaat untuk orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir walaupun jasad sudah tiada. Namun karya yang dibuat akan tetap abadi. Indah banget, kan?

Motivasi itulah yang menjadikan saya untuk tetap semangat menulis. Apa pun yang bisa saya tulis maka saya mulai langkahkan jemari untuk menulis. Walaupun masih banyak kekurangan, saya tetap belajar serta memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu, akhir-akhir ini saya sering mengikuti event kepenulisan. Belum mampu membuat karya pribadi, maka saya unjuk diri dengan mengoleksi buku bersama penulis lain. Melalui event kepenulisan, saya juga banyak belajar. Calon penulis akan diminta menulis dengan tema yang ditentukan. Karena ini merupakan kompetisi, tentu saja ada yang menang dan kalah. Yang menang, karyanya akan dibukukan bersama penulis lain (dalam hal ini kontributor). Yang kalah, tidak perlu berkecil hati, karena ini menjadi obor api semangat bahwa harus menulis lebih baik lagi.

Alhamdulillah, dari salah satu event yang saya ikuti, ada nama saya tertera sebagai kontributor. Senang rasanya bisa turut berbagi pengalaman dalam sebuah cerita yang akhirnya dibukukan. Buku kedua saya ini, berjudul "Kisah Awal Menulis". Sebenarnya ini buku ketiga, karena ada buku kedua yang juga antologi cerpen tetapi dari pihak penerbit tidak ada kabar lanjut mengenai buku tersebut. Namun tidak mengurangi rasa happy saya, buku ini yang sudah terbit lebih dulu, maka ini buku kedua bagi saya.


"Kisah Awal Menulis" adalah kisah di mana para penulis memulai jejaknya sebagai seorang penulis. Menuturkan perjalanan yang penuh liku serta memutuskan menjadi seorang penulis. Memotivasi bagi yang baru memulai untuk menulis dan ingin menjadi penulis. Kisah saya pribadi dengan judul "Warnai Dunia dengan Menulis" ikut turut serta di buku ini. Dari awal ketertarikan saya di dunia menulis hingga bermimpi ingin mewarnai dunia hanya dengan menulis. Lalu apakah mimpi itu terwujud? Temukan jawabannya di buku ini, hehehe. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Indie AE Publishing. Saya bergabung grup kepenulisan di Facebook yaitu Antologi Es Campur. Buku ini sudah bisa dipesan dan ada tahap pemesanan yang harganya jauh lebih murah.

Yuk, diorder bukunya! Masa pre order buku dari tanggal 14-22 Maret 2015 (hanya satu minggu)
Judul Buku : Kisah Awal Menulis
Penulis : Sutrisno G. Alfarizi, dkk
Jenis buku : Kumpulan cerpen (Flash True Story)
ISBN 978-602-1189-32-0
Harga Rp 48.000,-
Harga masa pre order hanya Rp 44.000,-
Ongkos kirim: 
Jawa : 1-2 eks Rp 15.000,-
Luar Jawa : 1 eks Rp 17.000,-, 2 eks Rp 20.000,-
Beli 10 eks free ongkir ke seluruh Indonesia!

Yang mau order bisa hubungi saya via Line: desyalfiana atau Facebook Desy Alfiana

Hayoo... tunggu apalagi? Grab it fast!

Semoga "Kisah Awal Menulis" bisa bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya. Dapat memotivasi untuk terus berkarya dalam hal menulis. Menulis tak hanya menuangkan ide brilian ke dalam suatu tayangan cerita di atas kertas, namun menelusuri hasil tayangan tersebut berkenan di hati para pembacanya. Tetap semangat berkarya, mari warnai dunia dengan menulis.

-Desy Alfiana-

Gmunden, 13 Maret 2015