Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Sunday, December 11, 2016

Gmunden, Kota Keramik yang Mempesona



Tahun 2014 lalu setelah setahun tinggal di Jerman, saya memutuskan hijrah ke negara tetangga Bapak Hitler. Awalnya saya mau balik ke Jakarta, tapi apalah daya, benua biru sungguh mempesona. Dia menghipnotis agar saya tetap tinggal lebih lama lagi untuk menjelajah beberapa negara yang belum sempat saya kunjungi. Berbekal keluguan hati dan niat ikhlas (sok dramatisir) saya buat semacam lamaran di akun aupair world yang sangat meng-aupair itu. Ya, saya putuskan untuk menjadi au pair kembali di jagat Eropa, tepatnya di negara Austria. 

Selang beberapa hari setelah posting lamaran au pair di akun tersebut, ada notifikasi positive. Artinya ada Gastfamilie yang tertarik dengan profil saya. Singkatnya saya pun dengan Gastfamilie sudah cocok satu sama lain. Tepat 27 Maret 2014 saya pun pindah dari kota Albstadt, Jerman menuju sebuah kota kecil nun indah di Austria bagian atas (utara). Perjalanan kereta dengan jarak tempuh kurang lebih 6 jam itu dengan transit di beberapa kota besar di Jerman dan Austria. 

Gmunden, kota di negara bagian Oberösterreich yang beribu kota Linz, ternyata bukan kota biasa. Berbeda dengan Albstadt, Albstadt menurut saya benar-benar desa yang ada kotanya. Ke Stuttgart pun lumayan, memakan waktu 2 jam. Namun jika dibandingkan dengan Gmunden, kota yang memiliki desa cantik. Pemandangan alamnya luar biasa, bisa membuat saya tiap weekend untuk menikmati indahnya.

Gmunden memiliki 15.075 penduduk (sumber: wikipedia) dan saya pernah setahun jadi penduduknya, hehehe. Gmunden dikelilingi sebuah danau luas bernama Traunsee. Yang ditengahnya terdapat kastil terkenal bernama Schloss Ort. Coba bayangin dulu aja, gimana nggak kayak di fairy tale itu? Apalagi pas musim salju, beuhhhh cantiknyaaaaa.....
Schloss Ort di tengah danau Traunsee yang berlapis salju





Tak hanya itu, Gmunden ternyata sebagai kota pengrajin keramik yang terkenal di Austria. Keramik tersebut semacam barang pecah belah yang beraneka ragam. Seperti, cangkir, piring, mangkok, teko keramik, pajangan rumah tangga, dan sebagainya. Karena sangat terkenal, tagline kota Gmunden yaitu Gmunden, Keramik Stadt, yang artinya Gmunden, Kota Keramik. Jika kita berjalan menuju Traunsee, sekitar danau tersebut di trotoar pejalan kaki terdapat keramik yang dipajang di rumput beralaskan kaca. Hmmm, kalau di Jakarta, sudah habis tuh keramik, kacanya dipecah, keramiknya diambil, hehehe



Yang unik lagi, transportasi kereta atau tram, di sini disebut strasenbahn. Strasenbahn di Gmunden unik, kenapa? Strasenbahn yang sudah berumur tua, tapi masih beroperasi dengan lancar. Strasenbahn menghubungkan penumpang dari stasiun kereta Gmunden menuju pusat kota Gmunden atau untuk melihat Traunsee. Saat saya kembali ke Indonesia, sedang dibangun jalur terbaru yang menghubungkan dari pusat kota Gmunden menuju bagian terpencil. Serunya naik Strasenbahn, saya selalu dikira anak pulang sekolah dibawah 17 tahun sama bapak masinisnya. Saat naik dan mau bayar ongkos pasti langsung dikasih tiket Kinder (anak-anak), hahaha.


Hmmm, nggak hanya keramik, Gmunden juga memproduksi susu, keju, yogurt dan margarin lho. Susunya cukup terkenal, dan saya selama di sana setiap hari mengkonsumsi susu murni asli Gmunden ini. Gmundner Dairy (http://www.gmundner-milch.at), nama perusahaan untuk produksi susu, keju terkenal ini. Gmundner Dairy ini merupakan perusahaan susu ketiga terbesar di Austria yang produknya tersebar di 15 negara Eropa. Wow, lumayan pernah ngerasain minum susu fresh ini. Karena susunya memang benar-benar enak. Saya jadi suka susu putih karena berawal dari mengkonsumsi susu ini. Duh, jadi kepengen kan.
www.gmundner-milch.at

Gmunden, kota kecil nun cantik di tengah Linz dan Salzburg ini harus kamu kunjungi. Masyarakatnya ramah, baik, karena saya sudah merasakannya. Waktu setahun saya pikir lama, tetapi itu berlalu sangat cepat. Sekarang saya merindukan kota indah yang pernah menjadi bagian hidup saya. Saya memiliki keluarga baru, teman baru, sekolah baru, hingga kota baru. Di sana saya memiliki kakak, adik-adik lucu, om, tante, oma, opa, tetangga yang semuanya menambah rindu untuk kembali mengunjungi Gmunden. Traunsee dan Schloss Ort juga bikin kangen. Apalagi pas musim salju, walaupun dingin-dingin beku tapi keliling di saat turun salju itu yang malah keren pisan. Bahkan apfel strudel buatan Oma aja bikin kangen, muffin choco lava dan semua masakan yang dimasak Gastvater juga ngangenin banget.

Gmunden di musim semi

Dari pada banyak kangennya, nanti saya posting kelanjutannya deh, ya. Jadi bikin baper sendiri baca tulisan saya, karena jadi benar-benar rindu sama Gmunden
Maaf beberapa bulan off menulis, banyak job (gaya banget!). Padahal sok sibuk buat trip sana sini, hahaha. Banyak banget yang mau diposting, hutang cerita ke Thailand sama Belitong. Next time ya, semoga sebelum tahun baru sudah ditulis.

Yang mau ke Gmunden kasih tahu saya ya, nanti saya kasih itenarynya gratis. Jangan tanya cowok di sana ganteng apa nggak, sama "Emang lu nggak dapat jodoh pas tinggal di sana?" hahaha kali ada yang nanya begono. Ok, selamat buat list traveling ke Eropa ya. Mampir-mampir ke Gmunden.

Salam traveler, happy traveling!


Desy Alfiana

Twitter : @desyoochun
Instagram : desynstagram
Facebook : Desy Alfiana