Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Tuesday, June 23, 2015

Cinta itu Buta atau Cinta itu Melihat?

cyberdakwah.com

Cinta itu buta. 
Pepatah itu seakan menggambarkan arti cinta yang sudah tak bisa lagi dilihat. Rasa cinta yang membuat lupa akan segala hal yang ada di kehidupan nyata. Namun, pada hakikatnya cinta itu adalah rahmat dari Allah SWT dan merupakan bentuk nikmat dariNya yang begitu besar untuk hambaNya. Oleh karena itu jagalah cinta yang mengalir dari titah sang Maha Penyayang tersebut, jangan sampai ternodai oleh nilai kemaksiatan. 

I love you, atau aku mencintaimu, kata-kata cinta ini sungguh fenomenal serta memiliki efek yang dahsyat. Dengan kalimat cinta orang dapat menangis, tertawa, bahagia, tragis bahkan nyawa pun bisa melayang karenanya. Ketika rasa cinta mulai melumuri hati dan pikiran serta mengotori jiwa-jiwa, begitu besarnya dampak perkataan cinta maka nantinya akan terperana dengan kalimat cinta itu. Saat itulah dipastikan bahwa seseorang disebut sedang jatuh cinta. 

Dunia hanya milik berdua, yang lain ngontrak. 
Orang yang sedang kasmaran, akan merasakan indahnya dunia ini. Kalimat di atas sudah menjadi sangat lumrah bagi sepasang muda mudi yang dilanda jatuh cinta. Menjalani cinta hanya berdua, yang lain mungkin menumpang alias ngontrak, hehehe. Kaitannya dengan 'cinta itu buta', kalimat 'dunia hanya milik berdua' pun disangkut-pautkan bahwa karena cinta segalanya menjadi indah, bahkan bisa menjadi buta atau bermakna semu semata.

Bagaimana dengan cinta yang melihat tetapi milik bersama? Bukan lagi hanya berdua? Yaitu, cinta yang melihat kepada yang memberikan rasa cinta tersebut. Cinta yang hakiki hanya kepada Sang Pemberi Cinta. Cinta yang melihat bahwa cinta yang Dia berikan tak akan ada habisnya, walaupun dosa-dosa mengalir pada tubuh kita. Cinta yang melihat bahwa cinta itu nantinya akan membawanya kepada kebajikan.

Cinta karena Allah, merupakan cinta yang sesungguhnya. Konsep cinta yang abadi, yang nantinya cinta itu dapat menolong kita dari siksa hari kiamat dan pedihnya api neraka. Oleh karena itu, dalam mencintai sesuatu, mencintai kekasih (baiknya setelah menikah), orang tua, guru, teman, hewan, dan sebagainya sebaiknya dilandasi karena Allah SWT. Maka cinta kita pun bernilai ibadah. Apapun yang diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT dan dikerjakan dengan sepenuh hati karena mengharap ridhoNya, maka hal itulah yang disebut cinta karena Allah semata. 

www.flickr.com

Cinta yang sudah dibalut iman, mengingat Allah SWT, karena Allah SWT, maka kenikmatannya tiada terkira. Terutama jika cinta ini dimaksudkan mencintai makhluk ciptaanNya. Yang hidupnya tiada kekal, bahwa nantinya ajal akan datang. Dan tentunya kita akan berpisah dari orang yang kita sangat cintai itu. Ada pertemuan, namun ada pula perpisahan, kalimat itu seakan ancaman bagi semua orang. Akan tetapi, jika cinta terhadap makhluk Allah tersebut turut dilandasi karena Allah, maka kekecewaan pun tak kan ada di dalam diri serta tanpa rasa penyesalan yang larut. 

Cinta yang dikarenakan Allah SWT, prinsipnya satu, bahwa cintailah siapapun jangan berlebihan, karena sifatnya yang tak abadi. Dan sebenar-benarnya cinta yang abadi adalah cinta kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Allah selalu memberikan rasa cinta yang murni kepada hambaNya, lalu pantaskah kita berpaling dari cintaNya? 

Cinta itu buta serta milik berdua kini tak lagi indah, karena lebih indah cinta itu melihat sehingga milik bersama, terselamatkan dari dunia yang fana serta siksa di hari kiamat nantinya. Cinta itu melihat, mengajak bersama-sama untuk menuju masa depan yang abadi di surgaNya kelak. Amiinnn

#NulisRandom2015
#Day23

No comments:

Post a Comment