Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Friday, June 5, 2015

Kematian itu Sangat Dekat

Kematian? Meninggal dunia? Kok, serem banget sih tulisan hari ini mentang-mentang hari Jumat. Tapi memang hal terdekat yang ada pada diri kita sebagai manusia adalah hal tersebut, kematian. Siapa yang akan bisa mengelak atau mencegah jika hari kematian itu tiba. Manusia nggak bisa tawar menawar sama malaikat pencabut nyawa dalam hal kematian. Nah, lho. 

Kemarin dan hari ini saya menemukan contohnya langsung mengenai kematian. Kemarin ada ibu dari teman yang paginya masih sehat bugar menyapu teras rumah, namun setelah ashar, nyawanya sudah tiada. Allah telah memanggilnya. Lain lagi hari ini, tetangga penjual sayur juga mengalami hal yang sama, meninggal dunia. Memang beliau sakit dan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong, beliau selepas sholat Jumat sudah dipanggil oleh pemilikNya. 

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?" (QS An-Nisa 4:78)


Dalam keadaan apapun, kapan pun, dan di mana pun, kematian bisa datang. Dalam Islam, kematian dalam keadaan khusnul khatimah serta mati syahid menjadi cita-cita tertinggi. Umur seseorang ada yang dipanjangkan dan sebaliknya dipendekkan. Bahkan, panjang atau pendek umur seseorang berada pada wilayah takdir Allah. Tidak akan ada seorangpun yang mengetahui tentang kepastian umur itu.

Ada beberapa yang ditemui dalam sujudnya, ternyata sudah meninggal. Masya Allah dalam keadaan beribadah. Atau seorang ibu yang berjuang melahirkan bayinya, namun Allah berkehendak lain dengan mengambil nyawa sang ibu. Masya Allah, sang ibu memiliki gelar mati syahid. Saya yakin, semua orang di dunia ingin mati dalam keadaan yang baik. 

Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, atau bahwa sesungguhnya semua itu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kematian seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang lazim. Semua makhluk berasal dari Allah, dan pada saatnya akan kembali. Sebagai manusia, mengingat kematian sangat dianjurkan. Saya pribadi biasanya setelah mendengar berita kematian, merasa dalam diri langsung mengingat hal kematian. Apa saya sudah siap menghadapi kematian? Apakah perbekalan saya sudah cukup hingga hari kiamat nanti dan bagaimana keadaan saya kelak di alam kubur? Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu muncul di benak saya jika saya mengingat kematian.

"Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama."

Jika diri kita telah mati, meninggalkan dunia ini, lalu apa yang kita tinggalkan? Nama yang baik ataukah yang buruk? Orang lain akan mengenang diri kita yang telah meninggal. Biasanya jika diri kita baik di masyarakat, maka kebaikan dari diri kita akan terkenang dan orang merasa sangat kehilangan. Sebaliknya, jika diri kita buruk di mata mereka, orang-orang di sekeliling kita, maka mungkin mereka senang dan kejelekan dari diri kita pun terekam pada mereka. Na'udzubillah min dzalik. 

Dalam keadaan mati, manusia tak membawa bekal apa pun. Harta berlimpah hasil kerja keras di dunia, tak ada artinya bahkan tak bisa menolong diri kita yang terbujur kaku. Kain kafan sebagai harta satu-satunya yang kita bawa di alam kubur. Lalu hanya iman, islam dan amal yang kita miliki sebagai bekal dan akan menolong kita nantinya. Tak ada siapa pun yang bisa menjadi penolong, kecuali DIRI SENDIRI. 

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan baru pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."(QS Ali'Imran: 185)

Semoga bekal untuk menghadapi kematian sudah dipersiapkan dengan baik. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Perbanyak amal ibadah dengan Allah dan juga sesama manusia lainnya. Jika diri ini baik, maka orang lain pun mengapresiasikan diri kita dengan baik. Maka jika kita meninggal pun, orang lain sangat merasa kehilangan dan menceritakan kebaikan dalam diri kita. Amiinnn.

Tulisan ini saya persembahkan untuk diri saya pribadi. Semoga diri ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Self reminder bahwa kematian itu sangat bahkan teramat dekat. 

#NulisRandom2015
#Day5

No comments:

Post a Comment