Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Tuesday, June 23, 2015

Happy Birthday, Jakarta!!!

kochiefrog.com
Nggak terasa, ibu kota tercinta negara kita, Indonesia ini sudah menginjak angka 488 tahun. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011) [Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI diakses pada 24 Mei 2013]. Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[Sensus Penduduk 2010, BPS] merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. (sumber : wikipedia)

Itu data tahun 2010, lalu bagaimana saat ini? 2015? Saya rasa sudah bertambah dalam jumlah yang sangat besar. Ada apa dengan Jakarta di usianya yang telah menginjak 488 tahun? Semakin majukah? Bagaimana sistem tata kotanya? Lebih baik atau malah terpuruk? Jawabannya ada di diri kita masing-masing yang pastinya tinggal di kota Jakarta.

Saya yang lahir dan besar di kota Jakarta, merasakan perubahan di kota metropolitan ini. Dulu, jaman saya kecil, Jakarta masih aman, nyaman dan tenteram. Masa? Nggak percaya? Sebelumnya, warga Jakarta tidak sepadat saat ini, kendaraan pribadi tidak sebanyak sekarang, kemacetan hanya pada saat jam-jam sibuk (waktu kerja). Banjir tidak separah saat ini, rumah penduduk tak sempit seperti halnya sekarang, mall-mall tak bejibun jumlahnya, warganya yang ramah tamah, sampah yang belum sebanyak sekarang. Jadi kangen dengan suasana Jakarta yang dulu.

Saat ini? 

Banyaknya perantau dari luar kota yang memilih pindah ke ibu kota. Motivasi untuk mendapatkan pekerjaan serta penghidupan yang layak menjadi penyebab mereka mencoba 'peruntungan' di Jakarta. Namun, tak semuanya berakhir manis, ada yang rela menjadi pengemis, meminta-minta tanda tak bisa bekerja layak, sungguh miris. 

Kemacetan pun bertambah teramat sangat, saat ini tak mengenal waktu. Tidak hanya di waktu saat orang-orang sibuk bekerja. Sekarang, tiap waktu seluruh bagian kota mengalami kemacetan yang parah. Hari libur pun, Jakarta tetap dilanda kemacetan. Bahkan saat ini, jalan non protokol pun serta gang-gang sempit sudah menjadi santapan kemacetan. Menurut data BPS pun, saat ini kecepatan rata-rata berkendara di Jakarta hanya berkisar 5 km per jam. Wow, siapa yang salah? Apa penyebabnya? 

Banjir, permasalahan di ibu kota yang juga tak ada ujungnya. Tiap tahun, rumah-rumah yang rawan dengan banjir, harus siap menyambut datangnya 'tamu' tersebut. Padahal jika dilihat di jaman Belanda dulu, Belanda sudah tahu bahwa Jakarta merupakan kota yang nantinya akan dialiri air dari dataran tinggi seperti di Bogor maupun Bandung. Lalu mereka membuat resapan air di daerah puncak, seperti perkebunan teh, hutan-hutan. Namun, saat ini? Daerah puncak yang bertujuan sebagai penyerap air, sekarang sudah banyak dibuat bangunan villa untuk disewakan. Oleh karena itu sudah tak ada yang bisa menyerap lagi jika hujan dan nantinya akan mengalir ke Jakarta.

Pengguna kendaraan pribadi semakin meningkat. Satu mobil diisi hanya dengan satu orang atau dua orang. Motor merajalela di mana-mana, bahkan satu rumah sudah bisa menampung 3 motor. Penjualan kendaraan pribadi seakan menjadi lebih mudah saat ini. Tanpa DP pun, pembeli dimanjakan sudah bisa membawa pulang motor idamannya. 

Rumah penduduk saat ini menjadi sangat banyak. Satu rumah ke rumah lainnya menjadi sangat berdekatan. Lahan pun semakin sempit, gedung-gedung tinggi semakin menjulang. Harga tanah di Jakarta menjadi sangat tinggi, karena nilai aktivanya terus meningkat. Yang kaya semakin kaya, yang miskin menjadi sangat miskin. Rumah dibangun bertingkat-tingkat menunjukkan kekayaannya, sedangakan rumah di bantaran kali pun menjadi simbol perumahan miskin di Jakarta.

Warga yang ramah tamah mungkin bisa dihitung jumlahnya. Tindak kriminal sangat banyak, kejahatan di mana-mana. Orang sibuk dengan urusan pribadinya masing-masing. Sosialita menjadi gaya hidup modern yang patut dijalani. Pusat perbelanjaan di ibu kota saat ini sudah menginjak angka 173 mall (data 2014 menurut penuturan Joko Widodo yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta). Bahkan Jakarta memiliki sebutan "The City of Malls" karena memiliki mal terbanyak di dunia. 

Pengelolaan sampah yang masih belum sesuai. Kesan kotor dan kumuh masih menghantui Jakarta. Banyak warganya yang dengan asyiknya membuang sampah sembarangan. Sedangkan jika banjir datang, pemerintah atau alamlah yang disalahkan. Hmmm, tadi siapa yang buang sampah sembarangan? Coba dari kesadaran diri kita masing-masing, dampak buruk pasti ada penyebab utamanya. 

www.desyhause.blogspot.com
Selamat HUT Jakarta ke- 488 
Di samping keburukan yang ada pada Jakarta, kelebihannya pun bisa kita lihat. Saya merasakan bahwa perubahan yang terlihat ada pada dinas perhubungan. Contohnya kereta saat ini sudah menjadi lebih nyaman. Semua KRL Ekonomi Jabodetabek sudah beroperasi lebih banyak dan berAC. Lebih teratur menggunakan kartu saat ingin naik kereta api. Daerah di sekitar stasiun terlihat tak padat, pedagang asongan tak lagi menjadi pemandangan utama di stasiun. Bus TransJakarta atau lebih dikenal busway, juga sudah memakai kartu sebagai transaksi sebelum menggunakan fasilitasnya. Walaupun menurut saya saat ini menjadi lebih mahal dan jumlah busway menjadi lebih sedikit. Penumpang bisa menunggu sangat lama busway karena terbatasnya busway yang ada saat ini.

Taman-taman kota sudah lebih banyak. Setidaknya masih ada sisi kota yang hijau asri di belakang hiruk pikuknya kota Jakarta. Pembangunan jalan layang yang mungkin bertujuan mengurangi kemacetan karena kapasitas jalan utama yang sempit. Tapi sebenarnya saat pembangunannya malah membuat kemacetan yang parah. Semoga cepat beres pembangunannya.

Jakarta City Tour, ini ide unik untuk mengelilingi kota Jakarta menggunakan bis tingkat dengan gratis. Ide ini patut diacungi jempol, sih. Lumayan kan, ada hiburan weekend yang penat dengan pekerjaan kantor atau tugas sekolah, bisa jalan-jalan keliling Jakarta. 

Itulah sekelumit mengenai kota tercinta yang merupakan central kota dari seluruh kota yang ada di Indonesia, Jakarta. Semua di atas apa yang saya lihat saat ini, itu sih menurut saya, jadi silahkan menilai menurut penglihatannya masing-masing. Betapa pun orang menilai jelek rupa dan kesan padamu, tetap Jakarta, ibu kota tercintaku. Selamat HUT DKI Jakarta ke-488, semoga makin jaya, bertahap mengurangi problem-problem yang ada, dikenal dunia dengan prestasinya bukan masalahnya. 

HAPPY BIRTHDAY, JAKARTA!!!
22 Juni 1527 - 22 Juni 2015 

#NulisRandom2015
#Day22 


No comments:

Post a Comment