Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Thursday, June 11, 2015

Jam 'Hantu' di Jerman

Malam Jum'at yang katanya horor, tapi biasa aja sih. Tapi kalau biasa aja, kok, judul postingannya hantu gini sih. Daripada penasaran, begini ceritanya (ala ala kismis, yang lahir 90-an pasti tahu kisah-kisah misteri, halah apa sih). 

Ketika masih di Jerman, saat itu mau masuk musim dingin, di hari Minggu saya ada plan ke Stuttgart untuk mengikuti pengajian dengan masyarakat Indonesia di Stuttgart. Malam minggunya, saya kontak pemimpin pengajiannya, saya akan datang. Lalu beliau bilang, besok jangan lupa waktunya mundur satu jam. Yang saya tahu, kami janjian untuk pengajian itu pukul 10 pagi. Saya balas, oh dimundurkan jadi jam 11? Bukan, kita mulai tetap jam 10, maksudnya dimundurkan adalah...

Photo by www.carapedia.com
Dan keanehan pun terjadi,
Saya belum paham juga sama penjelasan beliau di Whatsapp. Saya telepon saja langsung tanya maksudnya jam dimundurkan itu gimana. Setelah panjang lebar, akhirnya saya mengerti juga maksud dari jam yang mundur. Saat pagi di keesokan harinya di Jerman, waktu akan berubah menjadi satu jam lebih lama. Yang saya ketahui saat saya pergi pertama kali ke Jerman, perbedaan waktu antara Jerman dan Jakarta hanya 5 jam. Tetapi, jika memasuki musim dingin, waktu akan berubah menjadi lebih telat selama satu jam.

Anehnya, saat di pagi hari bangun subuh saya masih saja kaget melihat jam di smartphone yang otomatis berubah sendiri waktunya. Saya lihat masih pukul 4 pagi, belum masuk waktu subuh. Saya keluar ke toilet, melihat jam dinding kok sudah jam 5 pagi. Ini mana yang benar sih jam, pikir saya pagi itu. Setelah dari toilet, saya baru sadar kembali teringat pesan mbak pengajian yang bilang waktunya mundur satu jam pada pagi hari itu. Oh ternyata gini toh, saya baru tahu ada jam 'hantu' di Jerman. Berubahnya nggak ketahuan, jadinya seperti mengalami keanehan.

Untungnya, saya ke stasiun tepat waktu. Maksudnya begini, jika saya ke stasiun kereta jam 9 pagi (jadwal kereta ke Stuttgart jam 9). lalu saya masih melihat jam dinding atau tangan yang waktunya belum berubah, maka saya akan menunggu satu jam di stasiun kereta. Karena saya sudah paham akan arti mundur satu jam, saya datang tepat waktu jam 9 di waktu yang sudah berubah. Akhirnya mengerti juga, karena semuanya akan berubah satu jam lebih lama dari biasanya. Lain lagi dengan teman saya yang waktu itu juga sama baru tiba di Jerman. Padahal saya sudah bercerita ke teman saya itu pada saat malam hari sebelum waktunya berubah di esok harinya. Saya kira dia juga sudah paham sama seperti kejadian saya dulu. Ternyata dia merasakan keanehan sama dengan saya. Hehehehe

Pagi harinya dia dengan polosnya Whatsapp saya, "kok waktunya aneh ya mbak, tadi pagi lihat di smartphone jam 7, tapi pas lihat di jam dinding udah jam 8. Kok bisa beda, gitu? Jangan-jangan jamnya berhantu ya mbak, di Jerman?" 
Saya jawab, "kan mbak udah bilang tadi malam, jadi di sini kalau mau masuk musim dingin, jam berubah menjadi winter time. Waktunya akan lebih telat satu jam dari biasanya."
Dia baru paham, aneh ya di sini, baru tahu juga ternyata bisa kayak gitu jamnya berubah. Kirain hantu. Hihihi

Trus kenapa sih bisa ada perubahan kayak gitu?
Ternyata keanehan tersebut bernama Daylight Saving Time (DST). Atau bisa sering disebut "waktu musim panas" yang awalnya dikenal di Amerika Utara. Lalu di Eropa sistem ini berkembang dan dimaksudkan sebagai 'menyimpan cahaya siang hari' atau penghematan waktu pagi dan siang (jam efektif). Sistem kebijakan ini dilakukan di Negara-negara yang mengalami 4 musim dalam setahun. 

Negara-negara tersebut pada saat summer (musim panas) waktu siang akan lebih panjang dari waktu malam. Waktu resmi dimajukan satu jam lebih awal dari biasanya dari zona waktu standar dan diberlakukan saat musim semi dan panas. Ini bertujuan agar para pekerja dan yang bersekolah telah selesai melakukan aktivitasnya, masih bisa menikmati siang hari yang lebih lama karena matahari terbenam pada jam 10 malam (di puncak musim panas). Sebaliknya memasuki winter (musim dingin) waktu malam akan lebih panjang dari waktu siang. Nah, ini seperti kejadian saya dan teman saya alami, waktunya mundur satu jam dari biasanya. Matahari pun terbenam pukul 4 sore (puncak musim dingin). 

Indonesia, sebagai negara tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa, siang dan malam sama rata, masing-masing 12 jam sepanjang tahun. Sebagai contoh di Jerman, waktu subuh pada musim panas bisa jam 3 pagi. Dan pada musim dingin matahari terbit pukul 8. Jika puasa Ramadhan pada saat musim panas, bisa dibayangkan, berapa lama umat muslim di Jerman berpuasa? Dari jam 3 pagi hingga 10 malam? Kurang lebih sekitar hampir 19 jam berpuasa. 

Biasanya perubahan waktu itu sebanyak dua kali dalam setahun. saat memasuki summer time biasanaya jatuh pada minggu terakhir di bulan Maret. Waktu lebih maju satu jam lebih cepat sampai memasuki winter time. Saat winter time, biasanya minggu terakhir di bulan Oktober. Waktu lebih lama satu jam dari biasanya. Maka perbedaan waktu Jakarta-Jerman menjadi 6 jam pada saat winter time.

Saya kutip dari http://id.wikipedia.org/ gagasan waktu musim panas pertama kali di praktikkan oleh Pemerintah Jerman pada waktu Perang dunia I antara 30 April dan 1 Oktober 1916. Tak lama kemudian Britania mengikutinya, yang mula-mula memberlakukan DST antara 1 Mei dan 1 Oktober 1916. Salah satu tujuan diberlakukannya aturan ini adalah untuk menghemat energi listrik. 

Jadi waktu yang dimajukan satu jam selama musim panas disimpan untuk winter time. Musim panas, biasanya kita tidak menggunakan banyak listrik karena matahari pun terbenam hingga pukul 10 malam. Intinya, tidak perlu menggunakan banyak lampu. Namun lain halnya dengan saat musim dingin, pukul 4 sore saja matahari sudah terbenam. Artinya penggunaan lampu lebih banyak karena malam hari lebih panjang dari siang harinya.

Hmmm, benar juga ya, jika rumah penduduk di suatu negara mematikan listrik selama satu jam, maka dapat menghemat energi dalam jumlah yang besar pula. Nah, sekarang sudah mengerti deh, mengapa waktu di Jerman atau di negara-negara lain terutama di Eropa, berubah dua kali dalam satu tahun. Ternyata bukan jam 'hantu', kok. Hehehe

#NulisRandom2015
#Day11


1 comment: