Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Friday, January 30, 2015

Cantik itu...


Punya wajah cantik? Cantik yang seperti apa sih, versimu? Dian Sastro cantik, dong? Atau Oki Setiana Dewi, gimana? Tidak hanya pria yang bilang mereka cantik, mungkin banyak wanita yang setuju kalau mereka memiliki paras yang cantik. 

Cantik itu secara teori lahir dari persepsi manusia. Dari contoh pertanyaan di atas, persepsi cantik diartikan dengan keindahan paras serta kesempurnaan fisik yang ideal. Itu berarti apa yang dilihat dari luar (penampilan luar) pada diri seseorang. Siapa sih yang tidak mau punya wajah cantik? Atau memiliki tubuh yang bagus layaknya seorang model. 

Ilustrasi from (www.yusrihkombi.blogspot.com)
Cantik itu bersifat relatif. Pandangan orang itu tidak selamanya melihat cantik hanya dari fisik semata. Kesempurnaan fisik yang diberikan Allah itu memang anugerah dan tentunya patut disyukuri. Lalu apakah hanya wanita berparas cantik yang boleh mendapatkan cinta? Apakah pria hanya melihat sebatas dari kecantikan wanita? Tidak. Buktinya pria yang nakal pun berharap memiliki istri yang baik. Mengapa ingin yang baik? Karena fisik itu tiada artinya dibandingkan dengan kepribadian serta hati yang ‘cantik’. Rupa yang cantik, fisik yang menawan akan pudar. Tapi kalau kepribadian dan hati yang ‘cantik’? Insya Allah bertahan. 

Dunia bisa berubah dan kecantikan bisa menipu, tetapi mata dan hati yang tulus tidak akan salah melihat. Kecantikan yang lahir dari hati akan tercermin dari sikap serta perilaku yang tidak akan memudar. Tanpa harus mengumbar kecantikan fisik, ‘kecantikan’ akhlak akan terpancar dari nilai kebaikan yang dilakukan. Banyak yang cantik tapi tak berhati baik. Banyak yang berhati baik bukan berarti tak cantik. Pribadi serta hati yang ‘cantik’ menjadi aset dalam jiwa yang sangat berharga dibandingkan dengan kesempurnaan fisik semata. 

Saturday, January 24, 2015

Dalam Sebuah Penantian

www.desyhause.blogspot.com

Pernah nggak, merasakan hal yang sama? Menanti, menunggu, berharap yang ditunggu segera datang. Atau cuma perasaan saya aja, hehehe. thinking 
Nggak tahu kenapa akhir-akhir ini jadi suka nulis tema beginian (biar ada temen galau, ups!). big grin

Lelahkah menunggu? Lelahkah menanti sang dambaan hati untuk datang menjemput lalu membangun sebuah peradaban kecil dalam ikatan suci?

Dalam sebuah penantian, hal tersulit adalah menjaga hati dan iman untuk tetap istiqomah hingga janji Allah itu tiba. Kadang harus tetap tersenyum dalam menghadapi ribuan pertanyaan, “Kapan menikah...?”
Kalau bisa saya balik bertanya, “Ada calon untuk saya?” (hehehe, maksa) laughing
Lain kali pertanyaannya mungkin ‘agak’ bersifat menawarkan. 
Contohnya : “Kapan nikah? Gue ada temen nih, rajin ngaji, siap berumah tangga, mungkin cocok sama lo.”
Nah, gitu dong. Teman macam ini yang oke punya. Bertanya tetapi ada rasa belas kasih mau membantu, hehehe. 
Ada trik juga dari teman dekat, dia bilang setiap ada yang tanya ke dirinya,
“Kapan nikah?”
Dia selalu menjawab, “Insya Allah, setelah bulan ini.”
Maksud dari teman saya itu “setelah bulan ini” mengandung arti bisa terjadi kapan saja. Misalnya ditanya saat bulan Januari, cuma calon belum ada, lamaran juga belum, kok berani bilang kayak gitu (?). Menurut teman saya, jodoh itu kan misteri, jadi bisa saja seseorang datang tiba-tiba langsung melamar. Intinya, setiap kata adalah doa. Menjawab seperti trik di atas seakan doa yang mungkin saja dikabulkan oleh Allah. Bisa dicoba ya triknya? hehehe cool

Saturday, January 17, 2015

Kamu Yang Ku Tunggu

Kamu yang ku tunggu,
Dirimu yang selama ini ku nanti, ini bukan sekedar kata-kata rayuan semata
Untaian kata ini ku tulis berdasakan hati yang tulus
Tulus mengharap ridhaNya agar kelak kita dipertemukan dalam sebuah janji suci
Janji yang engkau ucapkan atas nama cinta karenaNya

Kamu yang ku tunggu,
Perasaan ini bukan desakan dalam sebuah penantian
Diri ini masih jauh dari kesempurnaan
Diriku memerlukan seseorang yang teguh serta tegas menguatkan hatiku yang lemah
Untuk dapat memperbaiki ketaatanku padaNya

Kamu yang ku tunggu,
Ku tunggu dirimu untuk menjadi pendamping hidupku,
Agar kau bisa membimbingku dengan sabar hingga kenikmatan imanku terhadapNya
Jika kau benar-benar ada, semoga Allah memantapkan hati kita dalam kesyahduan cinta yang suci
Allah dekatkan hati kita menuju jalan yang Allah ridhai

Kamu yang ku tunggu,
Kini diriku hanya bisa berharap, agar Allah segera mempertemukan kita
Aku yakin, walau kita menatap langit yang sama, disitulah hati kita menyatu
Kemudian bersama berdoa semoga dapat membina ikatan yang nyata
Dengan jalan yang disukai dan diberkahi olehNya

Kamu yang ku tunggu,
Walaupun ku tahu, dirimu tak meminta untuk ditunggu
Tapi hati ini selalu yakin, bahwa dirimu ada
Entah siapa, di mana dan bagaimana caranya kelak dirimu akan datang kepadaku
Lalu menyatukan visi dan misi masa depan bersama

Kamu yang ku tunggu,
Di manakah dirimu saat ini?
Diriku membutuhkanmu sebagai imam hidupku
Yang siap berbagi banyak hal serta menerima kekurangan diriku
Semoga Allah melangkahkan hati dan jiwamu untuk segera menemuiku


Dari seseorang yang menunggumu,
Yang saat ini masih sendiri,
Diliputi rasa sepi membalut hati

~Gmunden, 17 Januari 2015