Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Saturday, January 25, 2014

Tahun Baru-an di Eiffel

Setelah menjelajah kota Pak Habibie di Aachen dan ibukota Jerman, Berlin, lalu saya melanjutkan perjalanan ke ibukota Perancis, Paris. Ya, setelah melewati banyak problem dalam pemesanan tiket, akhirnya saya berangkat ke Paris juga. Hari itu tanggal 30 Desember 2013 bertepatan dengan hari ulang tahun saya, hehehe, saya dan teman yang di Aachen sudah menyiapkan bekal makanan untuk kegiatan jalan-jalan kami di Paris. Ya, kami kali ini ingin berhemat, karena sudah memakan biaya yang cukup banyak di Berlin. Kebetulan kami yang memesan tiket tur ke Paris bersama agen tur yang bernama Mango Tours (ini agen tur di Jerman) harus kumpul di sebuah Tankstelle (pombensin) Shell di Eckenerstrasse 2, Aachen pada pukul 01.45 dini hari berarti sudah masuk tanggal 31 Desember 2013. 

Sekitar pukul 00.45 kami berdua bergegas ke tempat kumpul tur itu. Cuaca dingin yang sampai menusuk ke tulang tak mengurungkan niat kami (ya iyalah kita udah beli tiket gitu lho, trus ke Paris pula). Kami menuju Haltestelle (halte bis) dan menunggu beberapa menit bis untuk tujuan ke Tankstelle itu. Jalanan sepi sekali, kami berdua seperti anak hilang, bawa koper, bawa ransel, kecil-kecil pula badannya, tengah malam berkeliaran, hahaha. Bis pun datang, kami langsung naik, ternyata banyak juga yang masih naik bis, saya kira hanya kami berdua yang akan keluar tengah malam kayak gitu, tahunya banyak juga orang yang masih melakukan aktivitas. Sekitar 15 menit perjalanan, kami sampai di Tankstelle dan karena udara sangat dingin, kami mencari tempat hangat untuk menunggu. Ternyata hanya ada toilet, tapi nggak mungkin juga berdiam diri di toilet terus. Sudah banyak juga rombongan yang ikut tur berdatangan ke Tankstelle ini. Nggak lama datang beberapa bis, kami kira bis yang tur dari travel itu nggak banyak, tapi ternyata banyak juga. Dan nggak hanya ke Paris tujuannya, ada yang ke London juga. Kami berdua bener-bener udah kayak anak hilang deh. Yang menggunakan jilbab hanya kami berdua, body kami kecil, pokoknya teridentitas banget deh kami tuh. Kami bingung nih, bis untuk Silvester Tour 3 (nama paket tur kami) kok nggak muncul-muncul? Bis yang lain udah pada bermunculan dan rombongan sudah siap-siap berangkat. Kami berdua sudah mulai was-was dan tanya ke petugas turnya juga. Akhirnya bis kita datang juga. Trus cuma di cek nama aja sama di tiket kami, langsung deh naik ke bis. Kalau boleh jujur, dari semua bis yang tadi parkir untuk tur, bis kami aja yang jelek dan nggak banget deh. 

Mulai perjalanan menuju Paris, karena tengah malam juga, yang pasti kami berdua langsung tepar, alias tidur di bis. Dari semua yang ikut tur ini, mayoritas pergi bareng pasangannya, alias pacar. Ada sih yang kayak saya juga, teman, cewek dengan cewek. Tapi kebanyakan ya bareng sama pacarnya. Sekitar pukul 05.30 pagi kami sampai di sebuah pemberhentian ada restoran dan toilet. Kami sudah sampai di perbatasan kota Paris, mungkin sekitar 2 jam lagi kami akan sampai di Paris. Lalu saya dan teman langsung ke toilet dan alhamdulillah belum penuh toiletnya. Karena setelah kami selesai dari toilet itu yang antri panjang banget, mirip antrian audisi Idol mungkin, hehehe. Trus bingung mau ngapain, mau tidur lagi balik ke bis, eh bisnya di kunci, trus kami membawa bekal di setiap ransel masing-masing, jadi alhamdulillah kami langsung makan bekal di bawah pohon dan itu masih pagi buta, masih gelap banget. Nggak lama lagi asyik makan, hujan turun, awalnya masih gerimis, karena takut lebat, kami langsung lari ke dalam restoran untuk berteduh. Ternyata hujannya lumayan lebat juga. Sekitar pukul 06.30 kami langsung menuju bis dan bersiap melanjutkan perjalanan.

di gereja Sacre Coeur

Saat di perjalanan, sang guide tour, menjelaskan tentang tur ini. Kami berdua sibuk mengartikan kata demi kata si guide tour itu, soalnya dia menggunakan bahasa Jerman. Trus kami diberikan lembaran jadwal tur selama di Paris serta map guide. Dengan wajah yang asem plus cemberut saya membaca jadwal tur itu. Ternyata eh ternyata, kami diharuskan membayar beberapa tur atau tiket masuk jika para peserta tur ingin masuk ke tempat-tempat yang ingin di kunjungi selama di Paris. Saat itu kami berdua bingung mau pilih yang mana, di jadwal tertulis untuk city tour yaitu jalan-jalan mengelilingi kota Paris dengan menggunakan bis yang menjadi bis kami (bis mango tours ini) seharga 15 Euro. Trus ada tour Montparnasse seharga 10 Euro, Silvesterfeier (ini acara disko-diskoan gitu) seharga 39 Euro dan ini pastinya kami nggak akan pilih. Ada ke Disneyland, seharga 55 Euro, Opera Bastille 8 Euro, Bootsfahrt (tur menggunakan boots di sekitar sungai mengelilingi kawasan tur kota Paris) seharga 10 Euro. Ada Lichterrundfahrt ini juga semacam keliling kota Paris pada malam hari seharga 8 Euro. Akhirnya kami berdua pilih City Tour, Tour Montparnasse, Bootsfahrt dan Lichterrundfahrt. Jadi total kami mengeluarkan uang sebesar 43 Euro. Sebelumnya untuk tiket serta hotel kami bayar sebesar 169 Euro. 

Sekitar pukul 08.30 pagi kami sampai di sebuah lokasi bernama Sacre Couer atau dalam bahasa Perancis disebut La Basilique du Sacre Coeur de Montmartre. Nah, disini yang memesan City Tour sudah berlaku untuk jalan-jalan mengelilingi Paris. Kami berdua awalnya bingung, guide tour menjelaskan apa saja tentang Paris, termasuk harus waspada dengan barang-barang yang kita bawa, karena banyak copet di kota ini. Trus dia juga bilang kalau yang ikut City Tour kumpul pada pukul 09.00. Tapi kami nggak begitu mendengar jelas yang dia ucapkan benar jam 9 atau 09.30, karena kami baru saja sampai, tapi kok ya cepet banget kalau jam 9 disuruh kumpul lagi. Lalu kami berdua jalan-jalan di sekitar gereja Sacra Coeur itu. Bangunan gereja itu kalau dilihat dari jauh tanpa melihat lambang salibnya, kita pasti akan menyangka itu sebuah bangunan mesjid yang megah seperti Taj Mahal di India. Karena memang arsitektur luarnya seperti itu serta taman-taman disekelilingnya juga. 
La Basilique du Sacre Coeur de Montmartre
pemandangan sunrise dari atas bukit Sacre Coeur

Mulailah kami berdua panik mencari sang guide tour. Karena banyak banget orang saat itu dan semuanya bule. Ada beberapa orang Asia seperti China, Korea. Nah, kami bingung mencoba mengenali teman satu tur yang satu bis dengan kami. Tapi hasilnya nihil. Ya, kami nggak bisa mengingat wajah mereka, satu yang kami ingat hanya wajah sang guide tour. Sudah keliling-keliling, tapi nggak melihat guide tour kami. Akhirnya kami berdua memutuskan ke tempat parkir bis kami. Sampai di tempat parkir, bisnya sudah nggak ada. Hanya ada beberapa bis tur lain saja. Awalnya kami panik, karena baru beberapa jam sampai di Paris dan kami langsung kehilangan rombongan. Lucu dan menarik juga, sampai akhirnya kejadian juga kami jadi anak hilang di kota Paris, hehehe. Di kertas jadwal tur kami ada nomor kontak sang guide tour, lalu saya coba hubungi dia. Saya bilang mereka kemana dan apa yang harus saya dan teman lakukan, apakah bis akan menjemput kami. Kami sudah sangat berharap, tapi apa jawaban sang guide tour?. Dia bilang kami berdua harus ke tempat kumpul bersama di Kongresszentrums (nama tempat kumpulnya). Trus kami bilang, lho kami kan sudah bayar untuk City Tours, eh dia bilang kami berdua sudah telat banget, jadi terpaksa di tinggal. Gubrak, saya langsung jengkel banget sumpah sama agen tur ini. Sudah bayar mahal-mahal, tapi mereka yang asyik banget main tinggal. Mereka nggak ngecek satu-satu yang bayar dan pesen untuk City Tour tuh siapa aja. Dan yang lebih parahnya kami sebagai peserta traveling di tur mereka, mereka nggak punya sama sekali kontak kami lho. Jadi kalau kami hilang atau tersesat di Paris selama tur, mereka bener-bener yang lepas tangan, mereka nggak tahu sama sekali identitas peserta turnya. Miris!

So, dengan tampang yang masih lemes baru bangun tidur lho tadi dari bis, trus perasaan kecewa ditinggal bis, oke itu mungkin kesalahan kami berdua yang nggak on time, tapi seenggaknya kami dijemput kan sudah bayar. Dan seketika kami langsung semangat baca peta. Ya, kami harus cari tahu gimana caranya ke tempat kumpul semua peserta tur itu. Kalau kami nggak ketemu mereka, bisa-bisa kami jadi gembel, nggak bisa tidur di hotel yang sudah di pesan. Karena perut lapar, kami sempatkan makan bekal beberapa sushi dan ayam goreng. Lalu kami bergegas mencari halte bis untuk mencari informasi. Saat di halte bis, kami bingung banget baca rutenya. Nggak ketemu juga tujuan kami ke Kongresszentrums yang mengharuskan kami turun di Porte Maillot. Eh ada mbak yang baik hati dengan bahasa Inggris membantu kami. Kelihatan banget kali yah, muka bingung anak-anak kecil ini, mungkin begitu pikir si mbaknya, hehehe. Ternyata kami bisa naik metro yang ternyata lebih gampang rutenya. Makasih banyak ya mbak. 

Kongresszentrums
Setelah beli tiket, tadinya kami mau beli tiket untuk one day, tapi kami ingat cuma mau sebentar jalan-jalannya yang penting ketemu dulu tempat pertemuan dengan rombongan bis. Metro itu salah satu alat transportasi di kota Paris seperti kereta yang terletak di bawah tanah stasiun serta jalurnya. Saat metro tujuan kami datang, kami berdua bergegas masuk ke metro tersebut. Tidak ada rasa curiga apapun, ada perempuan dengan sikap yang aneh, setelah pintu metro akan tertutup, dia dengan cepatnya lari keluar metro. Lalu teman saya langsung bilang, barusan itu copet. Hah? Saya langsung kaget, trus temen bilang ranselnya sempat dibuka sama sang copet. Memang iya, tas teman saya terbuka. Alhamdulillah tidak ada yang hilang. Tas yang terbuka memang bagian belakang dan itu isinya bekal makanan kita berdua, bukan barang berharga. Barang berharga sudah kami simpan di bagian yang aman. Lalu ternyata sang copet juga merogoh kantong jaket teman saya, tapi tetap hasilnya nihil. Alhamdulillah kami langsung dapat pelajaran pagi itu, sudah tahu menghadapi sang copet dan sudah tahu jalan juga naik metro keliling kota Paris. 

Setelah menemukan tempat untuk berkumpul, kami melakukan perjalanan ke Musse de Louvre. Karena jam kumpul tepat pukul 13.00 dan itu masih pukul 10.00 maka kami manfaatkan waktu untuk jalan-jalan kesana. Sudah tahu rute dari Porte Maiilot ke Musse de Louvre dong kali ini. Kami baca di peta rute metro dan alhamdulillah sampai juga di Musse de Louvre. Sampai disana, sayang sekali, museum yang sangat terkenal di Paris itu tutup karena hari itu jadwalnya libur tahun baru. Kecewa deh kami nggak bisa masuk museum. Tapi kami bisa foto-foto di segitiga Louvre yang sangat terkenal itu, hehehe.

Musse de Louvre




bekal kami ada sushi, anggur dan ayam goreng, hehehe

Sudah berfoto-foto di sekitar Louvre, ternyata hari itu cuaca kurang bagus. Sedikit mendung dan beberapa kali gerimis mengundang. Kami berjalan-jalan di sekitar Louvre dan terlihat menara Eiffel dari kejauhan. Kami juga memanfaatkan waktu untuk makan bekal kami juga lho, hehehe. Saat asyik makan, tiba-tiba ada pasangan suami istri (bapak dan ibu) menyapa kami, "Assalamu'alaikum". Kami jawab, ternyata mereka menyangka kami dari Malaysia. Mereka orang Belgia yang tinggal di Malaysia. Mereka melihat saya dan teman menggunakan hijab jadi mereka pikir kami dari Malaysia. Lalu mereka pamit dengan mengucapkan "Selamat Pagi". Lucu juga, kami senang sih banyak orang yang menyapa kami dan mereka mengenal kami muslim dari jilbab yang kami pakai. Masya Allah, jilbab memang identitas sekali yang menunjukkan bahwa kami seorang muslimah. 

Pukul 13.00 kami sudah siap siaga menunggu bis tur kami. Alhamdulillah ketemu juga, tapi sempat kesal juga sama guide tournya. Dia membahas kejadian tertinggalnya saya dan teman. Dia bilang jangan menghubungi dia kalau memang tidak urgent. Lha, yang urgent kalau peserta tur kecelakaan gitu? Parah nih agen tur. 

kamar hotel kami di Ibis Budget, Paris
Sekitar pukul 14.30 kami sampai di hotel untuk menginap malam ini. Lalu kami masuk ke kamar dengan menunggu password kamar yang lama banget. Pokoknya agen tur iini bener-bener menjengkelkan. No recommended! Sampai di kamar, kita bersih-bersih, lalu siap-siap mau ke Tour Montparnasse. Awalnya kami berpikir akan naik bis dengan tur, ternyata kami harus masing-masing menuju gedung Montparnasse. Ini yang membuat kecewa lagi deh. Saya dan teman benar-benar sabar dan terus membaca peta rute menuju ke Montparnasse. Dari hostel ke stasiun metro terdekat itu jauhnya minta ampun. Membuat betis ini makin membengkak layaknya singkong rebus. Sampai di stasiun metro, mau beli tiket, eh mesin otomatis untuk membeli tiket rusak. Alhasil kami langsung kebingungan, karena kalau disini, nggak bisa masuk kalau nggak ada tiket. Ada beberapa orang maksa masuk nerobos tanpa beli tiket, tapi kami takut, soalnya ada CCTV nanti jika tiba-tiba kami tertangkap, bisa rusak identitas muslimah Indonesia. Eh ada ibu yang baik hati, dia tahu kalau mesin rusak, lalu dia punya kartu bulanan yang bisa masuk ke stasiun dengan tinggal scan aja kartunya di mesin pintu masuk. Nah sama beliau kartunya di tahan di mesin pintu masuk, biar kami berdua bisa masuk juga. Alhamdulillah ada pertolongan, karena mau gimana lagi, kita nggak mungkin cari stasiun metro lain, karena pastinya jauh banget. 

sama turis dari Korea di Tour Montparnasse
Sampai di Montparnasse, ternyata itu melihat kota Paris dari ketinggian gedung di lantai 56. Cuma karena hari sudah menjelang malam, jadi kami susah juga mau ambil gambar disini. Kita cuma bisa lihat lampu-lampu cantik yang menerangi kota Paris dan menara Eiffel tentunya dari atas gedung. Saat di Montparnasse, kami iseng buka peta berukuran besar yang tinggal di klik touchscreen bagian-bagian tur yang bisa kita kunjungi di kota Paris. Nggak sengaja kita ketemu masjid trus langsung kita semangat cari rute menuju masjid itu. Ya, karena kami seneng banget kalau bisa sholat di masjid di negara lain. 

ruangan sholat untuk wanita di masjid Paris
Akhirnya kami menemukan rute metro ke masjid ini. Karena awal ke daerah ini, kami jalan jauh banget dari stasiun ke masjid. Ya kami salah jalur, harusnya kami cari stasiun metro terdekat dengan masjid. Nama masjid ini adalah Grande Mosquée de Paris. Yang penting kami sampai dengan selamat deh di masjid dan sempat ikut sholat jamaah isya di masjid. Untuk pria dan wanita, pastinya area sholatnya di pisah. Tapi dari tempat wudhu ke area sholatnya itu jauh banget jalannya, hehehe. 

Setelah sholat, kami pikir lumayan nih untuk istirahat sebentar di masjid, karena capek seharian jalan-jalan keliling kota. Kami sempat makan sejenak dan untungnya kami mendengar sebuah gerak langkah untuk mengunci pintu ruangan sholat wanita. Kami langsung cepat-cepat menuju pintu dan bilang ada orang. Tampak laki-laki tua tinggi besar dan langsung bilang cepat keluar soalnya ruangan mau dikunci, hahaha. 

Kami akhirnya keluar dan tampak gerimis di luar masjid. Di pintu keluar ada sekelompok keluarga dan dengan wajah yang bisa ditebak adalah orang Asia. Tiba-tiba ibu di keluaga tersebut menyapa dan mengucap kata menggunakan Bahasa Indonesia. Mereka keluarga dari Singapura yang sedang liburan ke Paris. Awalnya mereka mau masuk masjid, tapi sudah tidak bisa, karena sudah dikunci masjidnya. Lalu saya dan teman menuju stasiun terdekat, kali ini jalannya nggak begitu jauh seperti pertama datang tadi. Di stasiun metro, kami ingin menuju stasiun metro yang dekat dengan menara Eiffel.

Sampai di stasiun Bir Hakiem Paris, itu salah satu stasiun metro terdekat menuju Eiffel. Ramai banget yang mau ke Eiffel malam itu. Ya secara, mereka mau merayakan malam tahun baru di menara Eiffel. Jalan beberapa menit menuju menara Eiffel, nggak lama kami sudah di depan menara Eiffel yang megah itu. Finally... 


Nah, ternyata di jadwal tur kami, ada acara pertemuan juga di taman area menara Eiffel. Tapi kalau jarak dari stasiun metro Bir Hakiem menuju tempat kumpul bersama tur itu lumayan jauh. Setelah melihat menara Eiffel dari dekat pada malam hari, dan sempat kenalan sama mbak orang Turki juga. Dia bekerja di London dan harus buka jilbabnya, dia menunjukkan foto dia memakai jilbab, masya Allah, cantik banget. Tapi sayang dia malah buka jilbabnya. 

Akhirnya kami bergegas ke tempat berkumpul tur di Ecole Militaire. Karena kami berpikir, nanti setelah malam pergantian tahun akan sama-sama naik bis menuju hotel. Sudah sampai di Ecole Militaire, kami duduk di bangku taman sambil memandang indahnya menara Eiffel di hiasi lampu-lampu kerlap kerlip dan pemancar yang menyorot sinar ke sekitar area Eiffel. Udaranya tetap dingin sekali malam itu dan awan pun awan yang gelap. 

Semakin dekat waktunya pergantian tahun, semakin ramai orang yang berdatangan di sekitar Ecole Militaire. Kami sambil melihat-lihat bis tur kami agar kami tak ditinggal seperti sebelumnya. Tapi belum juga tampak si bis dan guide tournya. Sebenarnya saya dan teman sudah sangat lelah dan ingin kembali ke hotel saja untuk istirahat. Karena saat itu benar-benar keramaian yang tidak bermanfaat dan banyak hal maksiat yang terlihat. Bayangkan saja, momen seperti itu, banyak pasangan yang melakukan hal tidak lazim, maklum namanya juga di negara Eropa, bukan di Indonesia. Jadi sudah tahu kan gimana bebasnya mereka? Lalu dari pihak agen tur juga memberikan minuman alkohol untuk saling minum dan merayakan pergantian tahun bersama. Saya dan teman hanya bisa pasrah diantara kerumunan orang-orang seperti itu dan tentunya seperti anak hilang juga, sambil memandang kembang api di sekitar menara Eiffel. 

Sudah pergantian tahun dan mereka banyak yang mabok karena minum dan banyak yang bercengkerama satu dengan lain. Saya dan teman sibuk mencari bis dan teman satu kelompok tur. Tapi nggak ketemu juga. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu guide tur bis lain, apakah kita ke hotel bersama-sama atau masing-masing. Ternyata kami salah dugaan lagi, kami harus ke hotel masing-masing tanpa bis tur. Ya ampun, gunanya tuh bis tur apa coba kan kalau kayak gini terus. Akhirnya saya dan teman langsung jalan lemas menuju stasiun metro dan sudah membayangkan kaki akan capek sekali karena jalan dari stasiun metro ke hotel jauhnya kebangetan. Kalau kami tahu tidak akan naik bis tur, kami akan pulang sebelum malam pergantian tahun deh. Lagi-lagi menuai kekecewaan terhadap agen tur ini. Sangat komersil!

Sekitar pukul 02.00 dini hari kami sampai hotel dan langsung mandi. Ya, karena takutnya pagi hari kami nggak sempat untuk mandi. Setelah mandi kami tidur dan berencana paginya akan ke Disneyland tanpa harus ikut tur. So, gimana keseruan saya dan teman menjelajah ke Disneyland Paris serta ke menara Eiffel pada siang hari? Nanti ya, saya akan ceritakan di pos selanjutnya. 

Oke, salam dari Paris, x_x



No comments:

Post a Comment