Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Wednesday, January 29, 2014

Meine Freunde in Sprachkurs

Secara tiba-tiba terbesit mau menceritakan pengalaman saya ikut kursus bahasa Jerman di salah satu lembaga bahasa di kota sekarang saya tinggal, Albstadt, Jerman. Sekitar bulan April 2013 lalu, orang tua asuh saya di Jerman mendaftarkan saya di sekolah bahasa Jerman. Saya senang sekali, karena bisa belajar bahasa di negaranya langsung dengan pengajar yang benar-benar asli orang Jerman tentunya. Selain itu, biaya kursus disini gratis, biaya kursus ini ditanggung oleh orang tua asuh saya. 

Awal masuk, ternyata saya sudah telat atau tertinggal pelajaran. Ternyata kursus itu sudah di mulai awal bulan Maret. Saya kebetulan mendarat di Jerman akhir Maret. Jadi mau nggak mau kan masuk kursusnya ya bulan April. Tetapi itu tak mengapa, ternyata banyak juga yang telat masuk. Hari pertama saya sempat diantar oleh ibu asuh saya. Maklum saya belum tahu tempatnya dan belum mengerti nanti bagaimana disana. Sesampainya di tempat kursus, sudah ada beberapa orang yang menunggu untuk masuk kelas. Lalu saya berkenalan dengan mereka. Salah satu berasal dari Georgia dan satunya berasal dari Rusia. Ternyata mereka bilang bahasa percakapan saya sudah bagus. Padahal saya masih a i u e o deh kalau ngomong. Tetapi mereka paham dan kami langsung asyik mengobrol kala itu. 

Lalu selama kurang lebih tiga bulan, saya kursus bahasa yang tempatnya di sebuah sekolah bernama Real Schule, Albstadt. Tempat kursus itu menggunakan gedung sekolah tingkat menengah pertama (SMP) jika di Indonesia. Saya senang bisa berkenalan dengan teman-teman les yang dari berbagai negara itu. Kami sama-sama menuntut ilmu bahasa Jerman. Dan jika membuat sebuah dialog percakapan itu yang saya sukai. Karena kami selalu lucu jika berbicara, karena masih menggunakan aksen dari negara kita masing-masing. Teman saya di kelas bahasa ini sekitar delapan orang. Mereka selain dari Georgia dan Rusia, ada yang berasal dari Ghana, Yunani, Peru dan Spanyol. Lucunya, karena saya yang mempunyai body mungil di antara mereka, mereka mengira saya berumur 17 tahun. --_--
mich und meine freunde in Sprachkurs

Setelah tiga bulan lamanya, tidak terasa kursus pun berakhir. Saya lupa bahwa hari itu hari terakhir kita kursus untuk level itu. Kalau saya ingat, pasti saya akan mengusulkan ide untuk bertukar hadiah. Tetapi karena saya benar-benar lupa, maka hal itu tidak terlaksana. Alhasil kami hanya bisa foto bersama. Dari semua yang mengikuti kursus untuk level ini, tidak banyak yang akan melanjutkan ke level berikutnya. Banyak dari mereka yang sudah pindah ke kota lain. Maka kami pun hanya bisa bertegur sapa melalui media sosial. Terakhir, kemarin tanggal 28 Januari 2014, saya mengunjungi salah satu teman yang memang tinggal tidak jauh dari kediaman saya. Dia berasal dari Ghana dan menikah dengan lelaki Jerman dan baru saja dikaruniai seorang putri. Jadi kemarin saya berkunjung ingin melihat bayinya dan bersilaturahmi dengannya.
me with my friend from Ghana n her baby


Senang bisa berkenalan dan berteman dengan orang yang negara, bangsa, suku, agama, bahasa serta budayanya berbeda dengan kita. Sesuai dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an :
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal..."
(Q.S Al Hujurat 49 : 13)
"Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu, dan kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui". (Q.S Ar Ruum : 22)

Albstadt, Germany

No comments:

Post a Comment