Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Monday, August 5, 2013

Ramadhan Pertama Kalinya di Jerman

Bulan perjuangan tingkatkan iman
Pupuk pengorbanan suci
Bina kesungguhan bina keiklasan
Berbekal takwa untuk
Kehidupan Ramadhan

Jadikan bulan suci cermin hati
Benahi hidup tuk Ilahi
Lepas belenggu dunia tuju ukhrowi
Sibak cakrawala imani
Luas membentang tak terhalang

Bulan suci cerminkan hati jelang
Arungi hidup masa datang
Rahmah ampunan cahaya abadi
Raih kebebasan hakiki
Dari pedih azab kekekalan

Kesabaran diraih penuh pengorbanan
Nafsu tunduk patuh terkendali
Keredhoan bukanlah suatu kemudahan
Capai gelaran kehormatan
Ambang aroyan di hadapan

Bulan perjuangan tingkatkan iman
Pupuk pengorbanan suci
Bina kesungguhan bina keiklasan
Berbekal takwa untuk
Kehidupan Ramadhan

Hindarkan kesiaan kata dan perbuatan
Tinggikan hari dengan kesibukan Robani
Janganlah sampai keluar dengan tangan hampa
Tiada hasil kecuali lapar dahaga

Ingatkan diri sang junjungan di bulan Rohmah
Tegakkan malam bertabur dzikir dan tilawah
Cerah hari hari bercahayakan
Indah menyinar ketakwaan

Bulan perjuangan tingkatkan iman
Pupuk pengorbanan suci
Bina kesungguhan bina keiklasan
Berbekal takwa untuk
Kehidupan Ramadhan
Ramadhan Ramadhan

Telah datang bulan keagungan
Bulan rohmah untuk keberkahan
Berlombalah untuk pahala
Dari malam seribu bulan
Lailatul Qodar
Perbanyaklah ridhoi Robb-mu
Syahadah istigfar selalu
Mintalah ridho-Nya karena tujuan-Mu
Mohon perlindungan dari nerakanya
Ramadhan... Ramadhan..

(Izzatul Islam - Ramadhan)




Lirik lagu Izzatul Islam yang berjudul Ramadhan di atas, sangat tepat syairnya. Bulan suci bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah kepada sang Khalik.
Dan tahun ini 1434 H, saya merasakan Ramadhan pertama kalinya di negeri orang, yap, di Jerman.
Berpuasa di Jerman, terutama di tempat saya bermukim, Albstadt-Baden Württemberg jadwal berbuka puasa cukup lama. Di waktu awal puasa, saya harus menyantap sahur pada pukul 02.00 dini hari, karena waktu subuh pukul 03.00 dan waktu berbuka pada pukul 21.30. Wow, saya menahan lapar dan haus sekita kurang lebih hampir 19 jam. Tidak hanya waktu yang sangat lama untuk berbuka yang berbeda dari Indonesia. Di Jerman, jadwal puasa jatuh pada puncak musim panas, yup, Summer Time. Ach so... das ist so heiss!!!. Dan yang paling sangat berbeda, saya hanya seorang diri berpuasa di saat orang lain di sekitar asyik makan dan minum di depan saya (kasian banget ya...)


Tetapi saya syukur alhamdulillah, di antara ribuan orang yang tidak berpuasa (karena mereka bukan beragama Islam), saya seorang diri berpuasa disini. Yang saya sangat rindukan dari bulan ini adalah dimana saya bisa totalitas beribadah kepada Allah. Walaupun saya masih bisa melakukan tarawih di rumah. Tetapi saya rinduuuuuuuuuuuuu sekali tarawih berjamaah di mesjid, sahur dan berbuka dengan keluarga atau teman, dan saat 10 malam terakhir di bulan Ramadhan saya biasanya i'tikaf di mesjid. Sayangnya disini itu semua tidak bisa saya lakukan. Hiks...


Sampai saya sangat memanfaatkan moment berbuka puasa bersama dengan teman-teman dari Indonesia, di Stuttgart. Kebetulan saya diajak oleh guru mengaji saya disini. Alhamdulillah saya dapat menikmati masakan ciri khas Indonesia, shalat berjamaah, tarawih dan pastinya berkumpul dengan mereka sesuatu banget... hehehe, yah hitung2 mengobati rindu dengan keluarga. Karena mereka bagi saya sudah seperti keluarga disini.



Oh ya satu hal yang saya ingin tulis disini. Memang saya harus sangat bersyukur dilahirkan di Indonesia. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam dan menganut budaya Timur, bahwa hal semacam yang dilarang agama tidak dilakukan di tempat umum. Tetapi ini di Jerman booo... di Eropa, saya pun harus sabar menghadapi cobaan orang berpuasa selain melihat orang lain asyik makan dan minum di depan saya. Apakah hal lain tersebut?
Disini negara bebas, maka sepasang kekasih dimana pun mereka mau, terutama di tempat umum, mereka bisa dengan asyiknya saling berciuman (bibir) dan itu sangat-sangat cobaan bagi saya yang tidak sengaja melihatnya. Timplang banget yah sama Indonesia. hahaha :D



Dengan segala rintangan dan cobaan yang saya hadapi dalam menjalankan ibadah puasa di Jerman, tetapi inilah pengalaman hidup saya. Yap, setidaknya saya bisa menceritakan ini kepada anak-anak saya kelak. Amiinn...
Dan saya bangga menjadi rakyat Indonesia! Serta yang paling-paling membanggakan adalah
Saya seorang Muslim!!!
Semoga puasa saya tahun ini lebih mendapat barokah dari Allah SWT. Amiinn...


*Jerman-Indonesia*

Desy



No comments:

Post a Comment