Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Wednesday, May 13, 2015

Bajaj vs Laskar Pelangi

Komputer milik Rahma sepertinya jadi barang istimewa kami bertiga. Maklum, sebagai mahasiswi teladan, tak ada komputer bukan mahasiswa namanya. Lagipula, masih jaman, kuliah memakai komputer? Kan sudah ada laptop, notebook, tab, ipad. Hari gini, masih komputer? Ketinggalan jaman banget! Tapi mau gimana lagi, punya komputer di awal tahun kuliah itu rasanya sudah wah banget. Ditambah kami sebagai anak perantauan yang harus irit beli ini itu demi gelar sarjana di tangan.

Bila ada tugas kuliah yang harus diketik, komputer milik Rahma langsung jadi rebutan. Sejak kami bertiga tinggal satu atap di sebuah rumah kecil nan asri, komputer Rahma-lah menjadi teman penghibur kami. Melalui komputer Rahma, musik mp3 bisa didengarkan. Bahkan tiap weekend karena kami bertiga jomblo, malam minggunya kami habiskan waktu hanya bertiga. Sudah ada deretan judul film yang harus kami tonton. Biasanya kami sewa DVD di toko yang tak jauh dari kampus lalu kami tonton bareng di kosan. 

Nontonnya bukan di DVD player, melainkan di komputer milik Rahma itu. Jadilah bioskop kosan ala bajaj. Nggak beda jauh kok sama bioskop 21 atau XXI. Malah kalau di kosan bisa sambil tiduran di kasur yang diletakkan di lantai. Snack pun nggak boleh ketinggalan. Pokoknya kesan bioskop nyaman pun diperoleh dengan kepuasan yang sempurna ala bajaj. 

Kami bertiga bersahabat sejak di bangku SMA. Karena takdir serta skenario Tuhan yang indah, kami bertiga mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan kuliah bersama di perguruan tinggi yang sama.  Satu kampus, satu jurusan, satu kelas, satu kosan, makanya kemana-mana selalu bertiga. Karena sering terlihat bersama, kami pun mendapat julukan “bajaj”. Layaknya  ban bajaj yang selalu bertiga untuk tetap bisa berkendara.
Jadwal weekend ini kami sudah dapat DVD bagus untuk ditonton. Biasanya siang hari kami aktif di organisasi kampus, di malam hari, waktunya kami untuk menonton film. Yeni, yang mendapat tugas membeli cemilan untuk bioskop ala bajaj. Saya bertugas meminjam DVD yang sudah disepakati bersama judulnya di toko penyewaan DVD. Rahma sudah siap dengan komputer kesayangannya serta menyiapkan speaker yang oke agar musik dalam film bisa terdengar jelas dan keren layaknya di bioskop beneran.

***

www.indonesia.travel.com (foto by Tatam Pratama)
Pantai Tanjung Tinggi, Pulau Belitung
Gugusan pemandangan pulau yang dikelilingi laut biru serta pantai yang bersih, membuat mata takjub melihatnya. Sampai berpikir, bener nih, di Indonesia? Di tanah air sendiri? Masa, sih? Bukan kali, itu mah luar negeri. 

“Yen, jangan jauh-jauh, ntar ilang,” teriak Rahma di kejauhan dekat dengan batu seperti granit besar namun sangat indah seperti lukisan yang nyata.

“Ini pulau keren banget ya, pantainya aja bersih banget. Nggak nyesel deh, ke sini,” saya berbicara dengan Rahma yang asyik selfie dekat batu.

“Coba ke sebelah sana, deh, batunya makin banyak, besar-besar juga, pasirnya juga lembut,” Yeni menjelaskan yang sejak awal berkeliling di bagian tepi pantai yang lain.

Lo kan tahu sendiri, gue demen banget ke pantai. Dapet tiket gratis, ya nggak nolak. Ke sini pula, siapa yang nggak mau, kan? Selama gue pergi ke pantai, kagak ada pantai yang sebersih dan sebiru ini airnya. Ini mah emang keren banget, yak,” Rahma cerita panjang lebar dengan logat Betawi aslinya.

“Untung kita pernah nonton filmnya ya, jadi tahu sedikit gimana indahnya pulau ini. Eh, aslinya emang bener-bener oke banget,” Yeni menambahkan.

Bajaj pun berenang di pantai sambil sesekali berfoto bersama dengan tongkat ajaib milik Yeni. Foto dengan view yang keren cuma ada di pulau ini. Asli indah banget. Kami juga menyempatkan main petak umpet dan berbekal batu besar sebagai tempat persembunyian. Layaknya masa kecil yang kurang bahagia, berlari bersama menambah suasana hari liburan kami sangat menyenangkan. Jadi teringat sebuah film, adegan berlari juga dilakoni pemainnya di tempat yang sama.

Kami bertiga pun menuliskan nama bajaj di pasir putih yang menggambarkan persahabatan kami. Pantai memang tempat liburan yang seru dan destinasi favorit bajaj. Pantai Tanjung Tinggi merupakan pantai paling populer dan menawan di Pulau Belitung. Lokasi syuting film Laskar Pelangi ini memiliki panorama pantai yang memikat hati para pengunjungnya. Hamparan batu granit yang khas menambah kesan eksotis pantai Tanjung Tinggi. 

Bajaj merasa liburan kali ini berkesan banget, nggak nyangka bajaj bisa sampai Pulau Belitung. Deburan ombak yang lembut masih terngiang khasnya bahwa hanya terdapat di pantai Pulau Belitung saja. Tak lupa menikmati air kelapa muda yang segar di tepi pantai, menambah kesan tersendiri di pulau Belitung. Angin sepoi-sepoi pun menghantarkan kami pada lamunan di bawah pepohonan hijau tepi pantai.

***

“Ma, Rahma, bangun. Kok tidur sih, kan mau nonton film, nih. Sholat dulu sana, ditungguin dari tadi kirain udah sholat, malah tidur sambil senyum-senyum lagi. Pasti lagi mimpi, ya?” saya membangunkan Rahma yang sudah terlelap selepas sholat magrib.

Yah, mimpi doang ya, gue? Duh, sial banget. Padahal seru banget. Kayak nyata banget dah tadi gue mimpi. Bajaj lagi liburan gratis ke pantai, bagus dah pantainya,” Rahma tetap dengan logat Betawinya mencoba menjelaskan mimpinya itu.

Hmmm, ditungguin abis sholat isya mau nonton film juga. Ini malah tidur sambil teriak-teriak. Yuk, buruan sholat, terus nonton,” Yeni rada sewot dengan temannya itu.

www.anaqofa.com
Laskar Pelangi, novel karya Andrea Hirata yang diangkat ke film oleh Mira Lesmana
Latar pulau Belitung nan indah membuat kami bertekad bisa mengunjungi langsung serta merasakan lembutnya pasir putih di pantainya. Adegan para tokoh Laskar Pelangi berlari sambil bernyanyi di tepi pantai seakan membawa kita yang menontonnya juga ikut serta bersama di sana, di pulau Belitung. Batu gunung yang besar di tepi pantai membuat kagum akan indahnya pulau Belitung ini. Bajaj terpesona dengan eksotika pulau Belitung gara-gara nonton film Laskar Pelangi. Ikal cs seakan membawa bajaj melihat keindahan pulau Belitung.

“Dipikir-pikir gue itu keren juga,” tiba-tiba setelah menonton film Rahma memuji dirinya sendiri.

Pede banget, lo,” sontak saya dan Yeni serempak mencibir Rahma.

Bayangin aja, belum nonton film Laskar Pelangi, bajaj udah ke Pulau Belitung duluan walaupun cuma mimpi, sih.”

Bener juga lo, semoga beneran ya, bajaj bisa ke sana minimal abis lulus kuliah,” harap Yeni.

***

Bajaj dengan tiga personil bisa diserbu dengan laskar pelangi yang memiliki sepuluh anggota. Namun memang benar, 10 laskar pelangi  telah menghipnotis kami agar mengunjungi pulau Belitung nan elok tersebut melalui filmnya. Kami benar-benar memiliki mimpi, suatu saat bisa mengunjungi pulau Belitung. Napak tilas perjalanan Ikal cs di sana langsung. Mengunjungi tempat syuting mereka yang benar nyata. Namun itu semua hanya mimpi belaka.

Saya rasa bajaj kalah mutlak oleh Ikal cs. Setelah gelar sarjana diraih, komputer milik Rahma pun tak kuasa harus bernasib buruk. Komputer istimewa itu setelah masa wajib perkuliahan selesai rela jatuh ke tangan tukang barang bekas. Bajaj pun kembali ke daerah asalnya masing-masing. Dan kami memang ditakdirkan selalu seperti roda bajaj. Tak dapat bisa berjalan, jika salah satu ban menghilang atau rusak. Saya dan Rahma bekerja di perusahaan yang sama, sedangkan Yeni terpisah namun tetap dekat jua. Karena jarak kantor dengan tempat Yeni bekerja hanya sebatas langkah kaki. 

Lalu mengapa bajaj kalah dengan laskar pelangi? Bertahun-tahun setelah menonton film tersebut, kesempatan untuk mengunjungi Pulau Belitung tak juga terwujud. Seperti bajaj asli yang berkendara dengan kecepatan sedang, mungkin bajaj memang harus bersabar untuk bersama-sama mewujudkan mimpi berkunjung ke tempat Ikal cs. Walaupun bajaj berjalan lambat tapi sampai di tempat tujuan. Berharap sama dengan mimpi kami bertiga semoga tercapai suatu saat mengunjungi negeri Laskar Pelangi.

Cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen dari Tiket.com dan nulisbuku.com #FriendshipNeverEnds #TiketBelitungGratis .


2 comments:

  1. hai mbak, aku udah pernah kesana dan emang cantik banget. disana juga ada saudara jadi tinggal dirumah mereka,kalo mau nginap di hotel emang agak mahal hehe. oh ya, aku mau ikuan au pair di jerman nih mbak, boleh minta email? ini email aku yobinagoyapratiwi@yahoo.com . makasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, pasti seru, ya. Tiket PP Jkt-Belitung juga mahal banget. Hehehe
      E-mail saya : saranghaeyodesy@gmail.com
      Saya pernah e-mail kamu terlebih dahulu.

      Delete