Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Saturday, February 14, 2015

Buku Pertamaku: Surat untuk Penghuni Surga

Saya dilahirkan bukan dari keluarga pecinta sastra. Orang tua saya juga bukan penulis. Walaupun demikian, berawal dari hobi membaca dan berniat untuk menghasilkan karya yang bisa dibaca oleh banyak orang salah satu caranya adalah dengan menulis. Awalnya saat diri ini masih kecil, suka baca majalah "Bobo". Yang dulu masa kecilnya bahagia pasti tahu majalah anak-anak ini. Ada cerita keluarga Bobo, cerita Nirmala dan Negeri Dongeng serta masih banyak lagi. Lalu pernah terpikir, seru juga kalau bisa menulis cerita atau apapun yang bisa dibaca banyak orang. Menginjak remaja saya ganti langganan majalahnya. Lalu beralih ke tabloid Fantasi yang di dalamnya ada rubrik cerpen dan pembaca bisa juga mengirimkan naskahnya. Sayangnya, saya yang masih sangat amatiran mencoba berulang kali mengirim cerpen tetapi hasilnya nihil alias selalu ditolak. Saat itu saya hanya berbekal ide yang saya punya untuk menulis. Membaca karya orang lain menjadi salah satu cara efektif bagi saya untuk belajar menulis. Karena saya belum bisa mengikuti pelatihan menulis yang diharuskan membayar dengan biaya tentunya tidak murah. 

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Saat saya duduk di sekolah menengah pertama, ada satu ekstrakurikuler kording (koran dinding). Wah, saya bukan main senangnya minta ampun. Saya langsung ikut mendaftar dan aktif berbagai kegiatannya. Dari situlah saya belajar menulis bagaimana teknik menulis yang baik, walaupun hingga sekarang saya masih sering salah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan. Namun, terkadang menulis itu tergantung mood. Kalau mood lagi baik, ide mengalir begitu lancar. Tapi kalau mood lagi buruk, sama sekali nggak mau nulis. Boro-boro mau nulis, melihat MS. Word saja sudah nggak mau, hehehe.

Seiring beriringnya waktu, saya semakin ketagihan dalam bidang ini. Sejak adanya blog, itu sedikit membantu bagi yang tulisannya ingin dibaca banyak orang. Makanya saya juga aktif menulis blog walaupun isinya masih jauh dari sempurna. Saya selalu berusaha ingin menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Apalah arti tulisan dibaca banyak orang tetapi itu sebuah hal yang tidak bermanfaat, bahkan terlebih menyesatkan. Na'udzubillah min dzalik.
Terlepas dari itu, saya pun berusaha ingin sekali menghasilkan karya dalam bentuk buku. Tidak lengkap rasanya jika menulis tetapi tidak memiliki buku karya sendiri. Saya pun mulai giat mengikuti event-event menulis yang nantinya akan dibukukan bagi naskahnya yang lolos. Saya pun bergabung dengan salah satu penerbit buku yang self publishing. Nulis buku.com menjadi salah satu jembatan penerbit yang bisa mewujudkan mimpi daripada penulis sekarang ini. Penerbit ini menawarkan cara menerbitkan buku tidak lagi hal yang sulit. Sekarang semuanya mudah dan itu bisa diproses dengan cara kita sendiri. 

Saya aktif mengikuti blog dari nulis buku ini. Dan memang nulis buku selalu mengadakan event menulis. Event yang selalu ditunggu para penulis untuk mewujudkan mimpi memiliki karya dalam bentuk buku. Event ini disebut proyek menulis nulis buku. Jadi proyek menulis ini diadakan dengan berbagai tema dan siapa saja boleh mengirimkan naskah terbaiknya sesuai tema yang ditentukan. Saya sudah beberapa kali mengikuti proyek menulis dari nulis buku ini. Tetapi selalu tidak lolos naskahnya dan tentunya belum bisa 'majang' karya dalam bentuk buku.

Sampai pada akhirnya ada sebuah proyek menulis "Surat untuk Penghuni Surga" #SUPS. Dalam proyek menulis #SUPS peserta diminta menuliskan surat untuk orang-orang yang selalu ada di hati namun mereka telah pergi meninggalkan dunia ini. Surat ini diibaratkan akan terkirim hingga ke surga dan orang tercinta yang peserta kirim suratnya akan membacanya di surga. Surat-surat yang lolos seleksi akan dibukukan secara self publishing di nulis buku.com dan akan ada beberapa buku kumpulan surat-surat terpilih.

Saya pun antusias mengikuti proyek menulis ini. Saya tulis surat untuk Papa saya yang sudah meninggal sejak saya masih kecil. Walaupun saya tidak sempat merasakan kebahagiaan masa kecil bersama Papa, tetapi melalui surat ini mungkin bisa menjadi obat penawar rindu bagi saya dan tentunya Papa. Saat saya menulis surat kompetisi tersebut, tidak tahu kenapa tulisan saya mengalir begitu saja. Seakan memang berharap Papa di surga menerima dan membacanya. 


Alhamdulillah, surat saya untuk Papa berhasil lolos seleksi dan menjadi surat-surat terpilih yang tergabung dalam sebuah buku "Surat untuk Penghuni Surga - Buku Dua". Saya mengetahui bahwa saya lolos seleksi naskah ini sangat terlambat. Pengumuman surat terpilih sekitar pertengahan Desember 2014 bersamaan dengan acara gathering nulis buku.com di Jakarta sekaligus launching buku #SUPS ini. Sedangkan saya baru tahu surat saya lolos saat pertengahan Januari karena saya sama sekali tidak dihubungi penerbit. Saat itu saya cek di website nulis buku.com mengenai daftar kontributor surat yang lolos seleksi dan menemukan nama saya muncul di daftar tersebut membuat saya senang bukan main karena akhirnya lolos juga bahkan masih tak percaya.

Judul tulisan saya di buku ini adalah "Love Letter in Autumn". Surat ini saya persembahkan untuk Papa dan saya tulis sewaktu awal musim gugur di Gmunden. Semoga surat saya dapat menginspirasi bagi yang sudah tidak memiliki sosok seorang Bapak. Yang merasakan menjadi anak yatim, atau bahkan sudah menjadi yatim piatu. Semoga tulisan saya bermanfaat serta kelak kita masih dapat dipertemukan kembali oleh Allah bersama orang-orang tercinta di jannahNya (surga), amiinnnn.


Keterangan buku:

Tebal 236 halaman
Kategori: Kumpulan Cerpen
Harga Rp 59.000,-

Jika teman-teman berkenan memilikinya, bisa pesan di www.nulisbuku.com search "Surat untuk Penghuni Surga - Buku Dua" namun sebelumnya harus memiliki akun di website tersebut. Bisa juga melalui email ke admin@nulisbuku.com dengan keterangan di email nama lengkap, alamat, no hp, nama buku yang dipesan serta jumlah buku yang dipesan. Yang ingin praktis bisa langsung menghubungi salah satu kontributor penulis di buku ini (bisa langsung hubungi saya) hehehe

Walaupun buku ini masih tergabung dengan penulis lain, tetapi saya tetap bangga akhirnya memiliki satu karya yang dibukukan. In syaa Allah menyusul buku-buku lainnya dengan seperti ini (bareng penulis lain) atau pun hasil karya sendiri. Amiinnn ya Allah. Mohon doa juga dari pembaca blog saya tercinta. 

Terima kasih yang bersedia membeli buku saya. Sebagai informasi, saya sama sekali tidak mendapat royalti dari penjualan buku ini. Dari pihak penerbit menegaskan bahwa hasil penjualan dari buku ini sepenuhnya disumbangkan kepada orang-orang yang berhak menerima bantuan. Semoga dengan membeli buku ini teman-teman juga turut beramal membantu sesama yang membutuhkan. Dan saya juga berharap buku ini sebagai ladang amalan saya untuk bekal di akhirat kelak, amiinnn.

Semangat menulis!

Gmunden, 13 Februari 2015



2 comments: