Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Wednesday, October 22, 2014

Baik dan Tulus

Saya masih ingat jelas wajah bapak tua yang menolong saya serta teman saya summer lalu di Cordoba. Kami berdua yang memiliki tubuh mungil membawa koper serta ransel dan tas travel yang cukup berat. Malah saat itu harus di tambah membawa galon air mineral ukuran dua liter dan kotak pizza di tangan untuk bekal perjalanan menuju Barcelona. Saat ingin naik bus kota hendak menuju stasiun, saya dan teman bingung akan naik bus yang mana (saat itu sudah rada panik karena belum booking tiket kereta menuju Barcelona serta waktu yang sangat mepet). Akhirnya kami berniat bertanya ke orang lain di sekitar centrum dekat kami menginap. Bertanyalah kami dengan bapak tua berkisar umur 60 tahun yang sedang menjinjing tas seperti hendak pulang ke rumah selepas bekerja.
"Pak, bisa bantu kami, kami hendak ke stasiun, bus no berapakah yang akan mengantar kami?" tanya kami.


Sang bapak tua ternyata tidak berbicara bahasa Inggris, akhirnya kami menggunakan bahasa tubuh serta isyarat. Saat saya bilang "train station", beliau langsung dengan jelas berkata "estación de tren?", saya jelasnya dengar kata tren pasti itu bahasa Spanyol dari train. Dengan tampak tulus serta sigap bapak tua langsung mengantar kami ke halte bus dan segera mengambil tas travel milik teman yang cukup berat lalu menjinjingnya bersama dengan tas miliknya.

Serempak kami bertiga menuju halte bus berjarak kurang lebih dua ratus meter dari awal kami bertemu. Sesampainya kami di halte, bapak tua langsung bertanya ke petugas bus tur keliling Cordoba. Padahal jika bapak tua tidak bertanya pun, kami bisa membaca di jadwal bus yang terpampang di halte. Hanya saja kami menunggu beliau serta menghargai ketulusan hati beliau(pada saat itu kami lihat beliau sangat tulus membantu kami). Alhamdulillah bus yang akan mengantar kami pun segera datang. Bapak tua pamit dengan kami dan kami mengucapkan terima kasih seraya berjabat tangan. Lalu beliau dengan wajah cerianya menepuk bahu kami layaknya seorang bapak hendak pergi meninggalkan anaknya. Dan kami melihat bapak tua itu pergi ke arah di mana yang sebelumnya kami bertemu. Itu artinya beliau benar-benar hanya berniat mengantar kami ke halte bus. Sebenarnya kisah nyata dari saya dan teman ini sangat sederhana. Tapi kami belajar banyak hal dari kejadian ini, bahwa kebaikan itu bisa dilakukan di mana saja, kapan saja serta dengan siapa saja. Perbedaan bahasa, ras, suku serta agama tak jadi penghalang untuk berbuat kebaikan. Ketulusan hati lah yang menyatukan itu semua. Kami benar-benar merasakan ketulusan hati dari seorang bapak tua itu. Kami pun terharu dan tak terasa air mata pun tak terbendung. sad

Bukan lebay bukan sihir, tetapi hati ini seakan tersentuh, di belahan dunia mana pun masih banyak orang yang berbuat kebaikan serta tulus untuk membantu. Sesuatu yang mungkin sudah menjadi pemandangan yang langka di jaman seperti ini.

Dalam kerendahan hati, tersimpan ketinggian budi. Dalam miskinnya harta, bersembunyi kekayaan jiwa. Indahnya hidup ini jika kita berbuat kebaikan, memiliki ketulusan hati, berjiwa bersih, rasa tolong menolong, saling menghargai dan menghormati. Kita tak akan pernah tahu kebaikan apa yang bernilai besar di mataNya. Maka selalu berbuat kebaikan dengan siapa pun, di mana pun dan kapan pun selagi kita bisa melakukan kebaikan.
"Jika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri." (QS. Al Israa':7)

Maaf yang terakhir fotonya nggak nyambung, ini cuma penampakan aja saya dan teman yang di Cordoba, yang sempat nangis karena ketulusan hati sang bapak tua, hehehe peace sign
Roman bridge of Cordoba

No comments:

Post a Comment