Blogger Widgets Assalamu'alaykum, Willkommen, 안녕하세요, Selamat datang di Blog Desy!

Total Pageviews

Saturday, January 24, 2015

Dalam Sebuah Penantian

www.desyhause.blogspot.com

Pernah nggak, merasakan hal yang sama? Menanti, menunggu, berharap yang ditunggu segera datang. Atau cuma perasaan saya aja, hehehe. thinking 
Nggak tahu kenapa akhir-akhir ini jadi suka nulis tema beginian (biar ada temen galau, ups!). big grin

Lelahkah menunggu? Lelahkah menanti sang dambaan hati untuk datang menjemput lalu membangun sebuah peradaban kecil dalam ikatan suci?

Dalam sebuah penantian, hal tersulit adalah menjaga hati dan iman untuk tetap istiqomah hingga janji Allah itu tiba. Kadang harus tetap tersenyum dalam menghadapi ribuan pertanyaan, “Kapan menikah...?”
Kalau bisa saya balik bertanya, “Ada calon untuk saya?” (hehehe, maksa) laughing
Lain kali pertanyaannya mungkin ‘agak’ bersifat menawarkan. 
Contohnya : “Kapan nikah? Gue ada temen nih, rajin ngaji, siap berumah tangga, mungkin cocok sama lo.”
Nah, gitu dong. Teman macam ini yang oke punya. Bertanya tetapi ada rasa belas kasih mau membantu, hehehe. 
Ada trik juga dari teman dekat, dia bilang setiap ada yang tanya ke dirinya,
“Kapan nikah?”
Dia selalu menjawab, “Insya Allah, setelah bulan ini.”
Maksud dari teman saya itu “setelah bulan ini” mengandung arti bisa terjadi kapan saja. Misalnya ditanya saat bulan Januari, cuma calon belum ada, lamaran juga belum, kok berani bilang kayak gitu (?). Menurut teman saya, jodoh itu kan misteri, jadi bisa saja seseorang datang tiba-tiba langsung melamar. Intinya, setiap kata adalah doa. Menjawab seperti trik di atas seakan doa yang mungkin saja dikabulkan oleh Allah. Bisa dicoba ya triknya? hehehe cool

Kadang hati risau atau pilu nggak sih, melihat kebahagiaan teman yang sudah mendapat izin dari Allah untuk  merasakan indahnya pernikahan. Belum lagi ditambah mereka yang sudah memiliki buah hati dan terasa lengkap sudah dirinya terlahir sebagai wanita karena berkesempatan menjadi seorang ibu. Dalam pikiran, wah, diriku kapan? Entahlah.

Dalam sebuah penantian ini, doa selalu terlantun agar harapan pada sebuah hari yang membahagiakan itu segera terlaksana. Siapa yang tak bahagia pada hari pernikahan? Di mana sebuah janji suci terucapkan serta rasa cinta dan sayang yang halal karena sudah diridhai Allah. Status tidak lagi single, tapi couple. Separuh agama sudah terlaksana, insya Allah. Indah, bukan?

Nah, jangan lama-lama ngebayanginnya ya, cukup sebentar saja. Simpan dalam hati. Tetap jaga iman jangan sampai kerisauan hati menguasai diri. Allah yang mengatur semuanya kok. Tenang saja. day dreaming

Dalam sebuah penantian, dekatkan hati kepada sang pemilik hati. Dia yang membolak-balikkan hati seseorang. Allah yang menghendaki segala sesuatu apa yang akan terjadi pada diri kita. Curahkan rasa cinta padaNya, agar cinta itu terjaga. Memohon padaNya agar dipertemukan dengan seseorang yang mencintaiNya. Cinta yang penuh keberkahan dariNya, senantiasa terbingkai dalam ketaqwaanNya. Insya Allah.

“Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar. Sementara menanti, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.”  ~Darwis Tere Liye

Dalam sebuah penantian, sibukkan diri untuk terus menjadi lebih baik. Yang awalnya ibadah hanya itu-itu saja, tingkatkan jadi banyak ini itu. Yang awalnya memiliki kegiatan tak bermanfaat, tinggalkan dan perbaiki dengan kegiatan yang banyak manfaat. Jodoh memang mutlak kuasa Allah. Jodoh itu takdir dari Allah yang sudah dipilihkan olehNya. Jodoh di tangan Tuhan, layaknya bait lagu orang, hehehe. Tetapi, jika kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di  tangan Allah. Tidak akan pernah sampai ke tangan kita. Maka hal terbaik untuk menjemput jodoh dengan memperbaiki diri. Biarkan penantian ini sebagai bagian dari kesabaran yang melangkah seiring dengan meningkatnya keimanan.

Ingatlah,
Allah selalu punya cara untuk mempertemukan kita dengan jodoh kita. Awalnya tak kenal serta jauh, bisa jadi tiba-tiba mendekat lalu berkenalan. Yang sudah dekat, sebaliknya menjauh dari kita. Yang sudah lama membina hubungan tanpa ikatan pun, belum tentu jodoh. Atau yang sudah menjadwalkan hari pernikahan, bisa saja batal. Mungkin memang tidak berjodoh. Hanya saja tetap yakinkan hati. Janji Allah tak dapat datang dengan segera, tetapi akan selalu datang dengan pasti. Insya Allah.

Dalam sebuah penantian, tetap sandarkan harapan pada Allah. Belum bisa menyapa, bukan berarti tidak bisa berdoa untuk jodoh kita. Belum bisa dekat, bukan juga itu jauh darinya. Dekat karena Allah, bertemu juga karena Allah. Indahnya jika saling mencintai dalam bait-bait doa kepada Allah. Lalu Allah menyatukan cinta itu, dalam balutan cinta yang suci dan diridhai Ilahi. Amiinnn

Semoga yang sedang menanti hadirnya seseorang untuk menemani hidup dalam ikatan yang suci, segera dipertemukan oleh Allah dan mendapatkan jodoh terbaik dariNya. Hingga penantian itu pun berakhir dengan cara bersama-sama membangun cinta karenaNya dalam sebuah bingkai kehidupan rumah tangga.
Amiinnn ya Rabbal ‘alamiinnn

Dari seseorang yang terperangkap dalam sebuah penantian, yang berharap kelak segera dipertemukan oleh Allah belahan jiwanya.

~Gmunden, 24 Januari 2015


No comments:

Post a Comment